DETAIL KOLEKSI

Usulan penjadwalan job menggunakan metode hybrid genetic algorithm untuk meminimasi makespan pada bagian Yoke Line di PT.Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing


Oleh : Valentino Benyamin Hutagalung

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2012

Pembimbing 1 : Sumiharni Batubara

Pembimbing 2 : Rahmi Maulidya ST,MT

Subyek : Algorithm;System analysis;Industrial management;Operating system;Industrial management;materials engineering.

Kata Kunci : algorithm, industria enginering, hybrid genetic, makespan, yoke line, manufacturing.

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2012_TA_TI_06307001_Judul.pdf
2. 2012_TA_TI_06307001_Bab1.pdf
3. 2012_TA_TI_06307001_Bab2.pdf
4. 2012_TA_TI_06307001_Bab3.pdf
5. 2012_TA_TI_06307001_Bab4.pdf
6. 2012_TA_TI_06307001_Bab5.pdf
7. 2012_TA_TI_06307001_Bab6.pdf
8. 2012_TA_TI_06307001_Bab7.pdf
9. 2012_TA_TI_06307001_Daftar-Pustaka.pdf
10. 2012_TA_TI_06307001_Lampiran.pdf

P PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing (MKM) merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang otomotif, yaitu pembuatan dan perakitan part kendaraan bermotor niaga dengan merk "Mitsubishi". Sistem manufaktur yang diterapkan oleh perusahaan adalah Make To Order (MTO) dengan sistem produksi Flowshop. Lini yang menjadi objek penelitian adalah Lini Yoke dengan produk yang dihasilkan adalah flange companion. Proses produksi yang dilakukan pada lini ini menggunakan delapan jenis mesin, yaitu mesin Inner F Turning, Gutter F Turning, Hardening, Inner Broaching, Finish Lathe, Drilling and Champering, Outter 0 Grinding, dan Finish Lapping. Permasalahan yang dihadapi oleh PT. MKM pada lini Yoke adalah tidak terpenuhinya permintaan dalam waktu produksi reguler. Penyelesaian seluruh permintaan harus dipenuhi dengan melakukan overtime. Hal ini sangat merugikan perusahaan dikarenakan perusahaan hams membayar biaya lembur karyawan dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan dalam menjalankan overtime. Telah dilakukan penelitian awal untuk memeriksa kapasitas mesin yang digunakan dan menghasilkan bahwa sebenamya kapasitasnya mencukupi untuk memproduksi seluruh permintaan dalam waktu produksi reguler. Oleh karena itu diperlukan suatu metode penjadwalan yang dapat meminimasi waktu penyelesaian seluruh produk (makespan). Telah dilakukan penelitian pendahuluan sebelum melakukan penjadwalan, yaitu perhitungan kapasitas menggunakan metode Rough Cut Capacity Planning (RCCP). Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung penjadwalan menggunakan metode Genetic Algorithm, mengusulkan menggunakan metode Hybrid Genetic Algorithm, dan menentukan jadwal produksi di PT. MKM dari hasil metode terbaik. Untuk mengatasi masalah tersebut, pada penelitian ini diusulkan sebuah model penjadwalan yang sesuai dengan tujuan meminimasi makespan. Model penjadwalan yang diusulkan adalah Hybrid Genetic Algorithm, dimana model ini merupakan pengembangan dari Genetic Algorithm. Solusi awal untuk metode Hybrid Genetic Algorithm menggunakan metode Campbell, Dudek, Smith (CDS). Pengembangan yang diterapkan pada penelitian ini adalah penggabungan metode Nawaz, Enscore, Ham (NEH) ke dalam operasi genetika mutasi, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan operator genetika untuk mengeksploitasi populasi awal yang ada, sekaligus mengeksplorasi solusi-solusi di luar populasi awal. Berdasarkan hasil perhitungan model penjadwalan yang diusulkan, maka dihasilkan makespan sebesar 19.716,5 menit. Hal ini membuktikan bahwa dengan metode usulan perusahaan dapat menyelesaikan seluruh permintaan dalam waktu produksi reguler, dimana waktu produksi reguler yang dim iliki adalah sebesar 19.895 menit per bulan maret 2011, tanpa menggunakan overtime sama sekali. Terjadi penurunan makespan sebesar 7,89% dari model penjadwalan awal perusahaan dengan makespan sebesar 21.405,5 menit.

P PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing is a manufacturing company that engaged in automotive who manufacture and assembly parts for commercial vehicle with "Mitsubishi" brand. The manufacturing system used by the company is Make To Order (MTO) with flowshop production system. The section that become the object of research is Yoke Line, who manufactures flange companion. This line uses eight types of machine for its production process, which are Inner F Turning machine, Outter F Turning machine, Hardening machine, Inner Broaching machine, Finish Lathe machine, Drilling and Champering machine, Outter 0 Grinding machine, dan Finish Lapping machine. At the time being, the common problem faced by PT. MKM at Yoke Line is they can't meet customer demand within regular production time. They had to use overtime to fulfill all of the demand. It has been a problem since company shall compensate an overtime payment for its employee and all cost that caused by overtime. The initial research has been done to checked machines capacity that used, and it was resulting that actually the machines capacity should be able to complete the demand production in regular production time. Therefore, the company needs a scheduling model which could minimize completion time all of the demand (makespan). The Preliminary Research conducted using Rough Cut Capacity Planning (RCCP) method. The purpose of this research are determining job scheduling using Genetic Algorithm method, to propose using Hybrid Genetic Algorithm, and to determine production schedule at PT. MKM from the best result method. To overcome the above mentioned problem, this research suggested a scheduling model that suits purpose of minimizing makespan. The proposed scheduling model is A Hybrid Genetic Algorithm, which this model was the development of Genetic Algorithm. Initial solution for this method was using Cambell, Dudek, Smith (CDS) method. The development that applied to this research was incorporating the Nawaz, Enscore, Ham (NEH) method to the genetic mutation operation, it aims to enhance the ability of genetic operators to exploit the existing initial population, as well as exploring solutions outside the initial population. Based on calculations of the proposed scheduling model, then the resulting makespan is 19,716.5 minutes for March 2011. This proves that with this proposed method, the company would complete the entire demand within regular production time, which by 19,895 minutes, without using overtime at all. The makespan is reduced by 7.89% from the makespan of the company first scheduling model by 21,405.5 minutes.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?