DETAIL KOLEKSI

Identifikasi feedzone sumur \\\"x\\\" berdasarkan analisis data survei pressure temperature spinner (pts) di lapangan panas bumi lahendong


Oleh : Gregory Jeremia Reffo Kojongian

Info Katalog

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2024

Pembimbing 1 : Samsol

Pembimbing 2 : Pauhesti Rusdi

Subyek : Geothermal

Kata Kunci : Pressure Temperature Spinner, Feedzone, Feedzone Contribution

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2024_SK_STP_071001700055_Halaman-Judul.pdf 16
2. 2024_SK_STP_071001700055_Surat-Pernyataan-Revisi-Terakhir.pdf 1
3. 2024_SK_STP_071001700055_Surat-Hasil-Similaritas.pdf 1
4. 2024_SK_STP_071001700055_Halaman-Pernyataan-Persetujuan-Publikasi-Tugas-Akhir-untuk-Kepentingan-Akademis.pdf 1
5. 2024_SK_STP_071001700055_Lembar-Pengesahan.pdf 1
6. 2024_SK_STP_071001700055_Pernyataan-Orisinalitas.pdf 1
7. 2024_SK_STP_071001700055_Formulir-Persetujuan-Publikasi-Karya-Ilmiah.pdf 1
8. 2024_SK_STP_071001700055_Bab-1.pdf 3
9. 2024_SK_STP_071001700055_Bab-2.pdf 7
10. 2024_SK_STP_071001700055_Bab-3.pdf 2
11. 2024_SK_STP_071001700055_Bab-4.pdf 9
12. 2024_SK_STP_071001700055_Bab-5.pdf 1
13. 2024_SK_STP_071001700055_Daftar-Pustaka.pdf
14. 2024_SK_STP_071001700055_Lampiran.pdf

P Pengujian sumur merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum sumur panas bumi dapat berproduksi secara optimal. Tujuan dilakukannya pengujian sumur panas bumi adalah untuk mengetahui informasi awal dari suatu sumur. Salah satu metode pengujian sumur panas bumi ialah survei Pressure Temperature Spinner (PTS). Survei PTS telah menjadi praktik standar dalam industri panas bumi dan merupakan cara yang efektif dalam menentukan zona rekah karena metode ini menyajikan pembacaan data tekanan, temperatur dan laju aliran yang lebih akurat. Pada sumur “X” di lapangan panas bumi Lahendong, Survei PTS dilakukan untuk menentukan kedalaman zona rekah (feedzone) dan produktivitas. Pengukuran atau pembacaan menggunakan PTS dilakukan dengan cara menurunkan tool ke dalam lubang bor sampai Maximum Clearance Depth (MCD). Pada penelitian ini, pengukuran menggunakan PTS tool dilakukan sampai kedalaman 2353 meter. Pada metode PTS, alat diturunkan sebanyak 2x sehingga terdapat 4 kali running data yaitu log down 1 (0 meter - 2353 meter), log up 1 (2353 meter - 891 meter), log down 2 (891 meter - 2353 meter), dan log up 2 (2353 meter – 0 meter). PTS Tool membaca informasi sumur setiap detiknya, sehingga memungkinkan banyak data yang terbaca pada setiap 1 meter, banyaknya data tergantung pada kecepatan kabel. Pada saat running pertama atau saat penurunan alat pertama kali, banyak data terbaca yaitu sekitar 14.000 data dikarenakan pembacaan dimulai dari kedalaman 0 meter, dan pada saat running terakhir atau pada saat alat dinaikkan ke permukaan yaitu sekitar 23.000 data terbaca oleh PTS Tool. Oleh karena banyaknya data yang terbaca, menimbulkan kesulitan saat pengolahan data, sehingga data harus di sortir per kedalaman. Pembacaan perputaran kecepatan spinner harus memperhitungkan slope (kemiringan) agar bisa mendapatkan kecepatan fluida rata-rata dari setiap running, nilai slope yang didapatkan pada penelitian ini yaitu -6,5. Dari hasil perhitungan kecepatan fluida, perhitungan mass rate dapat dilakukan untuk menentukan kedalaman zona rekah (feedzone). Zona rekah sendiri memiliki kedalaman berbeda-beda tergantung karakteristik batuan dari suatu reservoir. Spinner pada PTS secara langsung mengidentifikasi laju aliran di sepanjang lubang bor. Dengan demikian, kita dapat melihat secara langsung kontribusi dari setiap zona rekah. Zona produktif atau zona yang memiliki permeabilitas besar dapat diidentifikasi dengan memplot data hasil survei PTS, termasuk grafik tekanan, temperatur, kecepatan spinner, dan kecepatan fluida. Dengan membandingkan hasil interpretasi dari survei PTS injection dan flowing, peneliti dapat menentukan letak feedzone dan menghitung kontribusi uap dari setiap feedzone. Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan serta membandingkan parameter-parameter yang ada, ditemukan dua zona yang terindikasi sebagai feedzone, yaitu zona 1 dari kedalaman 1239 meter sampai 1251 meter, dan zona 2 dari kedalaman 1562 meter sampai 1569 meter. Zona 1 memberikan kontribusi sebesar 65% sehingga zona tersebut disebut sebagai main feedzone dikarenakan memberikan kontribusi terbesar dan zona 2 memberikan kontribusi sebesar 35%. Hasil analisis ini memberikan wawasan penting dalam pengelolaan produksi panas bumi. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisis interpretai kembali dari survei PTS hasil sumur “X” di lapangan panas bumi Lahendong untuk mengetahui lokasi pasti kedalaman feedzone menentukan jumlah kontribusi masing-masing feedzone.

W Well testing is an important step that must be done before a geothermal well can produce optimally. The purpose of testing geothermal wells is to determine the initial information of a well. One method of testing geothermal wells is the Pressure Temperature Spinner (PTS) survey. Pts surveys have become standard practice in the geothermal industry and are an effective way of determining fracturing zones because they provide more accurate readings of pressure, temperature and flow rate data. At well \\\" X \\\" in Lahendong geothermal field, pts survey was conducted to determine the depth of the fracturing zone (feedzone) and productivity. Measurement or reading using PTS is done by lowering the tool into the drill hole to the Maximum Clearance Depth (MCD). In this study, measurements using the PTS tool were carried out to a depth of 2353 meters. In the PTS method, the tool is lowered by 2x so that there are 4 times running data, namely log down 1 (0 meters - 2353 meters), log up 1 (2353 meters - 891 meters), log down 2 (891 meters - 2353 meters), and log up 2 (2353 meters – 0 meters). PTS Tool reads Well information every second, so it allows a lot of data to be read at every 1 meter, the amount of data depends on the cable speed. At the time of the first running or when the first tool drop, a lot of data is read, which is about 14,000 data because the reading starts from a depth of 0 meters, and at the time of the last running or when the tool is raised to the surface, which is about 23,000 data read by the PTS Tool. Because of the large amount of data that can be read, causing difficulties when processing data, so the data must be sorted per depth. The reading of the rotation speed of the spinner must take into account the slope (slope) in order to obtain the average fluid velocity of each running, the slope value obtained in this study is -6.5. From the calculation of fluid velocity, mass rate calculation can be done to determine the depth of the fracturing zone (feedzone). The Fracture Zone itself varies in depth depending on the rock characteristics of a reservoir. The Spinner on the PTS directly identifies the flow rate along the borehole. Thus, we can see directly the contribution of each fracturing zone. Productive zones or zones that have large permeability can be identified by plotting pts survey data, including graphs of pressure, temperature, spinner speed, and fluid velocity. By comparing the results of the interpretation of the PTS injection and flowing surveys, researchers can determine the location of the feedzone and calculate the contribution of steam from each feedzone. Based on the results of data processing and comparing the existing parameters, found two zones indicated as feedzone, namely Zone 1 from a depth of 1239 meters to 1251 meters, and Zone 2 from a depth of 1562 meters to 1569 meters. Zone 1 contributes 65% so this zone is called the main feedzone because it provides the largest contribution and zone 2 contributes 35%. The results of this analysis provide important insights into the management of geothermal production. The purpose of this paper is to analyze the re-interpretation of the survey results Wells PTS “X” in the field of geothermal Lahendong to determine the amount of contribution of each feedzone. Based on the PTS data, it is possible to calculate the key parameters that affect the productivity of the well.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?