Neraca massa sedimen di Situ Cibuntu - Cibinong
S Situ atau danau kecil memiliki berbagai fungsi diantaranya sebagai media penampung air hujan (seservoir alam). Dari tahun 1940 hingga 1994 ternyata situ – situ di Kawasan JAbodetabek mengalami penyusutan baik jumlah maupun luas totalnya. Salah satu permasalahan utama yang mengakibatkan berkurangnya situ – situ tersebut diakibatkan dari pendangkalan situ. Pendangkalan situ tersebut diakibatkan oleh penaumpukan sedimen di dasar situ. Untuk itu perlu sekali diadakan upaya pelestarian situ dengan memperhatikan masalah pendangkalan situ.Situ -situ pada daerah Cibinong hingga ke Bogor memiliki fungsi lebih Dimana dapat berperan sebagai mata air. Sementara itu Cibinong yang dianggap sebagai daerah resapan memiliki beberapa situ salah satunya adalah Situ Cibuntu yang memiliki luas sebesar15,295 350 m2 dan berkapasitas 13, 544.950 m3. Kontribusi terbesar dari sedimen yang masuk ke situ tersebut berasal dari tanah dan lahan pertanian di sekitar aliran Sungai yang biasa disebut DAS (daerah aliran sungai). Dimana prosesnya dapat terjadi melalui run off, erosi maupun penggerusan. Sedimen tersebut tersangkut sebagai partikulat yang tersuspensi di aliran air dan dinyatakan sebagai padatan tersuspensi.Untuk mengetahui keberadaan sedimen tersebut digunakan rumus neraca massa sedimen yang menunjukkan keseimbangan beban sedimen di perairan situ, Dimana dasar pemikiran rumus tersebut menggunakan model box. Dalam model box situ dimajinasikan sebagai sebuah box Dimana beban sedimen di perairan situ berasal dari selisih beban sedimen yang masuk, keluar dan mengendap di dasar situ. Proses perhitungannya digunakan metode Runge Kutta dengan aplikasi computer yang menggunakan program Poersim versi 2.0 Penelitian ini sendiri dilakukan selama 81 haaari dan memerlukan data data lapangan berupa debit air, konsentrasi TSS pada inlet dan perairan situ, berat jenis partikel dari sedimen serta tebal lapisan lumpur di dasar situ pada awal penelitian.
S Situ or small lake has many function which among other things, as a medium to rain fall reiceptacle (Nature reservoir). From 1940 to 1994 situs in Jabodetabek had apparently decreased both quantity and totally extent. One of the major problem that caused of those decreasing is shallowing process of situ’s water. That process caused by increasing of accumulation sedimen on the bottom of situ. Hence it is Immensely required some efforts to conservate situ with considering the shallowing problem. All situs in Cibinong region towards on Bogor have more function where in able to be such a deep well. Meanwhile, Cibinong which known as water penetration area has been available several situs, one of them is Situ Cibuntu, that has 15, 295.350 m2 extent and 13,544.950 m3 capacity.The great contribution of sediment to enter the situ where comes from the land and farm on the area around the river flood, and that usually called watershed. Where in that process could be happen as a run off, erotion and also scouring. That sedimen are transferred as suspension particulate is the flowing of waters body, and that stated as suspended solid. Disclosing the relation between sediment phenomenon and the shallowing problem, in this instance is applied the mathematic model of sedimen mass balance that could explaining the balance of sedimens load in the waters body of situ. The basic idea of that model it’s from the model box. In model box, situ is imaginated as a box where in sedimens load in situ is obtained as a difference between sedimen load from inlet, outlet and deposit to the bottom of situ. The estimation process is basaed on the method of Runge Kutta with computer application of Powersim version 2.0. This research itself hada been done for 81 days and required field data such as flow rate, TSS (Total Suspended Solid) consentration in inlet and waters body of situ, density of sedimen, and also the average thickness of sedimen layer on the bottom of situ whwn it look before the research started.