Desain interior Pusat Kebudayaan Korean Cultural Center di Gatot Subroto, Jakarta Pusat
J Jakarta adalah salah satu kota besar dan menjadi ibukota Indonesia yang tidak luput darimerebaknya Korean Wave (K-Drama, K-Pop, K-Fashion). Dengan program pemerintah yang menyediakan fasilitas Pusat Kebudayaan di Indonesia menjadi penting sebagai tempat pembelajaran non formal dan rekreasi edukasi untuk semua usia. Seiring berkembangnya teknologi, pusat kebudayaan yang ada di Indonesia mulai memperbaiki interior pusat kebudayaan nya untuk menarik minat pengunjung dengan cara membuat konsep interior modern dan menerapkan teknologi terkini. Permasalahan interior pada Pusat Kebudayaan Korea Selatan sekarang ini yaitu perlunya menerapkan konsep desain interior sesuai dengan visi misi karakter pengguna serta fungsi Pusat Kebudayaan, perlunya menerapkan program ruang dan sirkulasi yang sesuai dengan aktifitas dan perilaku pengguna serta bagaimana menerapkan konsep green design pada Pusat Kebudayaan Korea Selatan untuk mendukung program SDGS nomor 4, yakni Pendidikan Berkualitas. Maksud dan tujuan desain interior Pusat Kebudayaan Korea Selatan adalah untuk menerapkan konsep desain interior, program ruang, alur sirkulasi dan konsep green design yang sesuai dengan visi misi, serta bagaimanamemberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana mempelajari budaya Korea Selatan. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif.Konsep Pusat Kebudayaan Korea Selatan ini adalah “The Exposure Of GyeongbokgungCastleâ€, yaitu sebuah konsep yang menampilkan interior Istana Gyeongbokgung, KoreaSelatan, dengan suasana Korean modern namun masih terlihat ciri khas budaya Korea Selatan. Citra yang ditampilkan adalah Education, edutainment dan dinamis dengan menggunakan gaya Korean Modern. Desain interior Pusat Kebudayaan ini diharapkan menjadi Pusat Kebudayaan ilmu pengetahuan yang memberikan banyak pembelajaran dan pengetahuan baru tentang budaya luar, khususnya budaya Korea Selatan. Sehingga, memperhatikan kenyamanan, keamanan yang ramah bagi pengguna dan lingkungan
J Jakarta, the capital of Indonesia, is one of the big cities which has not escaped the outbreak of the Korean Wave (K-Drama, K-Pop, K-Fashion). The Indonesian government provides facilities for Cultural Centers in Indonesia because it is necessary as a place for non-formal learning and educational recreation for all ages. As technology develops, cultural centers in Indonesia have begun to improve their interiors to attract visitors by creating modern interior concepts and applying the latest technology. Interior problems at the Korean Cultural Center today lie in the implementation of interior design concepts contingent on the vision and mission of the user's character and its functions, the utilization of space and circulation programs convenient for the activities and behavior of users, and the application of green design concept to support the SDGs number 4 program, namely Quality Education. The purpose and objective of the interior design of the South Korean Cultural Center are to apply interior design concepts, space programs, circulation flow, and green design concepts contingent on the vision and mission, as well as how to educate the public on how to learn South Korean culture. The research method used is the descriptive qualitative method. The concept of this South Korean Cultural Center is "The Exposure of Gyeongbokgung Castle," which displays the interior of Gyeongbokgung Palace, South Korea, with a modern Korean atmosphere but still envisages the characteristics of South Korean culture. The image shown is Education, edutainment, and dynamic in a modern Korean style. The interior design of thisCultural Center aims to become a scientific Cultural Center that provides a lot of learning and new knowledge about foreign cultures, especially South Korean culture. Thus, paying attention to comfort and security that is friendly to users and the environment.