DETAIL KOLEKSI

Hubungan efek samping obat dan stigma terhadap kepatuhan minum obat pada pasien TB resistan obat


Oleh : Farras Shavira

Info Katalog

Nomor Panggil : S 1774

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2021

Pembimbing 1 : Rita Khairani

Subyek : Tuberculosis;Multidrug resistant tuberculosis

Kata Kunci : Tuberculosis, drug-resistant tuberculosis, drug side effects, stigma, compliance with medication

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2021_TA_SKD_030001700049_Halaman-Judul.pdf 12
2. 2021_TA_SKD_030001700049_Pengesahan.pdf 1
3. 2021_TA_SKD_030001700049_Bab-1_Pendahuluan.pdf 3
4. 2021_TA_SKD_030001700049_Bab-2_Tinjauan-literatur.pdf 17
5. 2021_TA_SKD_030001700049_Bab-3_Pembahasan.pdf 4
6. 2021_TA_SKD_030001700049_Bab-4_Kesimpulan.pdf 2
7. 2021_TA_SKD_030001700049_Daftar-Pustaka.pdf 4
8. 2021_TA_SKD_030001700049_Lampiran.pdf 1

P Pada tahun 2017 didapatkan 15.000 kasus Tuberculosis multi drug resistance(MDR) / resistan rifampisin (RR) di Indonesia yaitu 2,4% kasus baru dan 13%kasus TB dengan pengobatan ulang. Berdasarkan data Global Tuberculosis Report2019 didapatkan angka TB MDR yaitu 8,8% per 100.000 populasi, sedangkantingkat keberhasilan pengobatan TB MDR berada di bawah 25%, hal ini sangatberkaitan dengan kepatuhan pasien TB yang masih rendah. Terdapat beberapafaktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat pada pasien TB antara lainpengetahuan tentang penyakit dan pengobatan TB, pemilihan fasilitas kesehatan,pengawas menelan obat (PMO), efek samping obat dan stigma terhadap penyakitTB. Pada sebuah penelitian didapatkan 58% pasien memiliki efek samping yangtidak diinginkan saat menjalani pengobatan sehingga memilih untukmemberhentikan dan tidak melanjutkan pengobatan, padahal hal tersebut dapatmemperburuk kondisi mereka, didapatkan juga bahwa stigma menjadi salah satufaktor yang dapat menghambat pengobatan, dan pasien TB-MDR berisiko tiga kalilebih sering mengalami stigma terkait penyakitnya, hal ini sering dikaitkan denganhasil pengobatan yang buruk dan berdampak pada kesulitan saat mencari bantuanmedis, keterlambatan diagnosis, kegagalan pengobatan, kekambuhan sertaterjadinya resistensi. Untuk mengatasi hal ini diperlukan adanya edukasi kepadamasyarakat terkait pengetahuan penyakit TB, pengobatan, efek sampingpengobatan, stigma serta faktor-faktor lainnya yang berperan terhadap kepatuhanminum obat pada pasien TB resistan obat, sehingga dapat mencapai target yangtelah direkomendasikan oleh WHO.

I In 2017, there were 15,000 Tuberculosis multi drug resistance (MDR)/ rifampicin-resistant (RR) cases in Indonesia, 2.4% new cases and 13% TB caseswith repeated treatment. Based on data from the Global Tuberculosis Report 2019,the MDR TB rate was 8.8% per 100,000 population, on the other hand, althoughthe success rate of MDR TB treatment is below 25%, this situation is related to theadherence of the TB patient itself, which still below average. There are severalfactors that affect the ability to take the medication in TB patients, includingknowledge of TB itself, the treatment, healthcare facilities, supervisor of drugsswallowing (SDS), side effects and stigma against TB. One study shows that 58%of patients experienced serious side effects and stopped their treatment due to sideeffects, otherwise it can make their condition worse. Stigma has been shown to bea barrier to treatmen and MDR-TB patients are three times more likely toexperience tuberculosis-related stigma, which is often associated with poortreatment outcomes and has an impact on the difficulty in seeking medical help, latediagnosis, treatment failure, relapse and the occurrence of resistance. In other toovercome this, it is necessary to provide education to the public regarding theknowledge of TB disease, treatment, side effects of the treatment, stigmas, and otherfactors that play roles for medicine adherence to drug-resistant TB patients, so thatit can fulfill the target recommended by the World Health Organization (WHO).

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?