Analisis korelasi antara tegangan antarmuka dan perubahan salinitas pada sistem kinerja surfaktan ampas tebu
K Kebutuhan akan energi minyak dan gas bumi semakin meningkat dengan bertambahnya populasi manusia dan diprediksikan energi migas akan menjadi tetap menjadi sektor energi utama dan kebutuhan akan migas akan terus bertumbuh hingga 30 tahun kedepan. Dengan adanya peningkatan permintaan akan energi migas, para industri migas berusaha untuk meningkatkan produksi minyak untuk memenuhi kebutuhan energi global. Namun, kebanyakan lapangan minyak di dunia saat ini, terutama di Indonesia,sudah dalam “mature stage†sehingga diperlukan penelitian untuk menguras minyak yang masih tersisa di reservoir. Naiknya permintaan terhadap produk-produk minyak bumimenyebabkan terjadinya peningkatan dalam metode-metode eksploitasi minyak bumi,termasuk di dalamnya penggunaan bahan kimia untuk meningkatkan perolehan minyak.Contohnya adalah penggunaan injeksi surfaktan.Studi laboratorium adalah prosedur yang sangat penting dilakukan untukmengetahui kinerja injeksi surfaktan. Pemilihan dan penggunaan surfaktan sangatbergantung pada nilai dari tegangan antarmuka (interfacial tension) yang dimiliki surfaktantersebut. Semakin kecil nilai tegangan antarmukanya maka surfaktan tersebut cenderungdipilih untuk digunakan di lapangan. Hal ini dikarenakan nilai tegangan antarmuka yangkecil menyebabkan nilai capillary number yang besar. Selain itu parameter screeningsurfaktan lainnya adalah salinitas. Perubahan dari salinitas dapat mempengaruhi nilai daritegangan antarmuka larutan surfaktan. Pada penelitian ini, penulis ingin memberikananalisis terkait hubungan antara nilai dari tegangan antarmuka terhadap salinitas larutansurfaktan. Surfaktan yang digunakan pada penelitian ini adalah surfaktan yang terbuat dariampas tanaman tebu yang dikembangkan sebagai surfaktan berbahan dasar nabati dengansumber bahan baku yang melimpah di Indonesia.
T The need for oil and gas energy is multiplying alongside the increase in humanpopulation and it is predicted that oil and gas energy will remain the main energy sector.And the need for oil and gas will continue to grow for the next 30 years. With the growingdemand for oil and gas energy, the oil and gas industry is trying to escalate oil productionto meet global energy needs. However, most oil fields in the world today, especially inIndonesia, are already in the "mature stage" so research is needed to drain the remainingoil in the reservoir. The increasing demand for petroleum products has led to adevelopment in methods of petroleum exploitation, including the use of chemicals toincrease oil recovery. An example is the use of polymer injection and also surfactants.Laboratory studies are very important procedures performed to determine theperformance of surfactant injection. The selection and use of surfactants is very dependenton the value of the interfacial tension possessed by the surfactant. The smaller the value ofthe interfacial tension, the surfactant tends to be chosen for use in the field. This is becausethe smaller value of the interfacial tension causes a larger capillary number. Besides thatother surfactant screening parameter is salinity. Changes in salinity can affect the value ofthe surfactant solution interfacial tension. In this study, the author wants to provide ananalysis related to the relationship between the value of the interfacial tension to thesalinity of the surfactant solution. The surfactant used in this study is surfactant made fromsugarcane bagasse which has been developed as a plant-based surfactants with abundantraw material sources in Indonesia.