DETAIL KOLEKSI

Pola penggunaan moda transportasi penglaju dari Depok Baru ke Jakarta

0.0


Oleh : Melvi Yetty

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2020

Pembimbing 1 : Rahel Situmorang

Pembimbing 2 : Jaap C.

Subyek : Transportation

Kata Kunci : transportation modes, commuter, transportation mode usage patterns, socio-economic, activitie

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2020_TA_SPW_083001900077_Halaman-Judul.pdf
2. 2020_TA_SPW_083001900077_Halaman-Pengesahan.pdf
3. 2020_TA_SPW_083001900077_Bab-1_Pendahuluan.pdf 9
4. 2020_TA_SPW_083001900077_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf 30
5. 2020_TA_SPW_083001900077_Bab-3_Metode-Penelitian.pdf
6. 2020_TA_SPW_083001900077_Bab-4_Gambaran-Umum.pdf
7. 2020_TA_SPW_083001900077_Bab-5_Analisis-dan-Pembahasan.pdf
8. 2020_TA_SPW_083001900077_Bab-6_Kesimpulan-dan-Saran.pdf
9. 2020_TA_SPW_083001900077_Daftar-Pustaka.pdf
10. 2020_TA_SPW_083001900077_Lampiran.pdf

F Fenomena penglaju terjadi di kawasan Megapolitan Jabodetabek, dimana DKI Jakarta sebagai pusat kegiatan dan pusat pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur bagi kawasan di sekitarnya, salah satunya adalah kawasan Depok Baru. Semakin mahal dan terbatasnya lahan permukiman di Jakarta masyarakat akan lebih memilih untuk tinggal di kota-kota sekitarnya dan melakukan perjalanan setiap hari pergi dan pulang menuju dan dari tempat kegiatan. DKI Jakarta merupakan daerah pusat kegiatan sosial, ekonomi, budaya dan politik sehingga pada zona ini terdapat bangunan utama untuk kegiatan tersebut. Rute transportasi dari segala penjuru memusat ke zona ini yang merupakan zona dengan aksesibilitas tertinggi. Pada umumnya pertumbuhan dan perkembangan kota diawali dari kawasan pusat kota, yang menjadikan kota tersebut menjadi produktif yang kemudian mengakibatkan terjadinya kepadatan penduduk yang tinggi dikawasan pusat kota dan semakin mahalnya harga lahan sehingga menyebabkan banyaknya penduduk kota yang memilih hunian di pinggiran kota hal ini meningkatkan jumlah penglaju penggunaan moda transportasi komuter dari Depok Baru ke Kota Jakarta.Tujuan penelitian ini untuk mengkaji latar belakang sosial ekonomi penglaju dan jenis moda serta frekuensi pergantian moda penglaju. Untuk dapat menjadi acuan dalam penyediaan moda transportasi di kota jakarta dan meningkatkan layanan transportasi penyedia maka perlu mengetahui seperti apa latar belakang sosial ekonomi serta jenis moda penglaju dari depok baru ke kota jakarta dengan cara mengkaji variabel karakteristik sosial ekonomi (usia,jenis kelamin,jenis pekerjaan,status dan kepemilikan kendaraan), karakteristik pergerakan penglaju (lokasi asal dan tujuan serta jarak dan waktu pergerakan) dan pola penggunaan moda (jumlah moda yang digunakan) menggunakan metode kuantitatif dan teknik pengambilan sample menggunakan teknik purposive sampling yang didukung oleh 2 jenis data, yaitu data primer (observasi lapangan dan menyebar kuisioner) dan data sekunder (buku, literatur dan internet). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peningkatan efektivitas dan efisiensi perlu dilakukan dengan perbaikan di segala aspek, mulai dari pelayanan, aksesibilitas dan dikaji ulang mengenai integrasi moda transportasi dari berbagai lokasi penglaju menuju stasiun Depok Baru

T The commuter phenomenon occurs in the Jakarta Metropolitan Area, where DKI Jakarta is a center of activity,economic growth and infrastructure for the surrounding area, one of which is the area of Depok Baru. The more expensive and limited residential land in Jakarta makes most of people will prefer to live in the surrounding cities and travel every day to and from the place of activity. DKI Jakarta is the center of sosial, economic, cultural and political activities so, in this zone there are main buildings for these activities. Transportation routes from all directions center to this zone which is the zone with the highest accessibility. In general, the growth and development of the city starts from the downtown area, which makes the city productive, which in turn results in high population density in the city center and more expensive land prices, causing many city residents to choose residential areas in the suburbs, increasing the number of commuters use of commuter transportation modes from Depok Baru to Jakarta City.The purpose of this study is to examine the commercialization of the socioeconomic background of the commander and the types of modes and frequency of commuter mode changes. And the results to be able become a reference in the provision of transportation, modes in the Jakarta City and improve transportation services providers, it is necessary to know what kind of socioeconomic background and type of commuting mode from Depok Baru to Jakarta by examining socioeconomic characteristic variables (age, gender, type of work, status and vehicles ownership), characteristics of commuter movement (origin and destination locations and distance and time of movement) and mode of use (number of modes used) using quantitative methods and sampling techniques using purposive sampling techniques supported by 2 types of data, namely primary data (field observations and questionnaire spread) and secondary data (books, literature and internet). The results of this study indicate that increasing effectiveness and efficiency needs to be done with improvements in all aspects, ranging from services, accessibility and review of the integrated of modes of transportation from various commuting locations to Depok Baru station

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?