DETAIL KOLEKSI

Pemanfaatan limbah padat (sludge) industri kertas untuk pengomposan danpemanfaatannya sebagai media tanaman Jamur Merang (Volvariella Volvaceae)


Oleh : Rika Nuswantari

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2000

Pembimbing 1 : Diana Hendrawan

Pembimbing 2 : Rina S. Soetopo

Subyek : Solid waste management

Kata Kunci : volvariella volvaceae, sludge, microorganism

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2000_TA_STL_08294106_Halaman-Judul.pdf
2. 2000_TA_STL_08294106_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 2000_TA_STL_08294106_Bab-1_Pendahuluan.pdf 5
4. 2000_TA_STL_08294106_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2000_TA_STL_08294106_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 2000_TA_STL_08294106_Bab-4_Hasil-dan-Pembahasan.pdf
7. 2000_TA_STL_08294106_Bab-5_Kesimpulan-dan-Saran.pdf
8. 2000_TA_STL_08294106_Daftar-Pustaka.pdf
9. 2000_TA_STL_08294106_Lampiran.pdf

L Limbah padat dihasilkan oleh industri kertas dalam jumlah yang cukup besar, Limbah padat ini berasal dari pengolahan limbah cair. Di lokasi pabrik , limbah tersebut ditumpuk terus menerus pad suatu luas lahan tertentu dan belum dimanfaatkan. Ditinjau dari komposisi kimianya, limbah padat ini mengandung senyawa organik yang masih tinggi terutama serat selulosanya, sehingga limbah padat tersebut berpotensi untuk dijadikan sebagai kompos melalui pemanfaatan budidaya jamur merang. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah padat sebgai bahan baku kompos dan selanjutnya berguna sebagai media tanam jamur merang (Volvariella volvaceae). Proses pengomposan limbah padat sebelumnya perlu dilakukan pencampuran dengan nutrisi - nutrisi antar alain : urea, dedak, kapur, Kascing dan TSP. Sebagai kontrol perlakuan dibuat variasi subtrat antara lain Perlakuan I (jerami 100%), Perlakuan II (limbah padat 75 % dan serbuk kayu 25 %), Perlakuan III (Limbah padat 75 % dan jerami 25 %), Perlakuan IV (limbah padat 100%) dan Perlakuan V (Serbuk kayu 100%) . Proses pengomposan dilkaukan selama 11 hari. Perhitungan laju degradasi dilakukan mulai hari ke 1 pengomposan. Selama proses pengomposan dan juga masa pertumbuan jamur merang dilakukan pemeriksaaan parameter : suhu, kadar air, pH ,organik total, N-total , selulosa dan mikroorganisma selulosa. Pada hari ke 11 pengomposan pengomposan kelima perlakuan tersebut telah matang dan siap untuk dimasukkan ke dalam bedeng untuk dipasteurisasi dan ditanami oleh bibit jamur merang. Pada hari ke II tersebut kelima perlakuan telah mengalami proses degradasi yang dilakukan mikroorganisma. Proses degradasi menyebabkan terjadinya penurunan kadar organik total,kadar N-total. Penurunan ini menunjukkan proses degradasi mulai berjalan aktif sejak hari pertama pengomposan. Konstanta laju degradasi menunjukkan bahwa laju degradasi organik total terbesar masa pengomposan terjadi pada perlakuan II (limbah padat 75 % dan serbuk kayu 25 %) sebesar 0,0115 /hari.Laju degradasi N terbesar terjadi pada perlakuan IV dengan nilai konstanta 0,007 /hari. Selulosa sebagai bahan organik utama kelima perlakuan juga mengalami degradasi . Proses degradasinya dilakukan oleh mikroba secara umum dan jamur . Nilai konstanta laju degradasinya sebesar 0,014/hari. Berdasarkan efisiensi biologis/produksi jamur merang, perlakuan I (Jerami 100 %) merupakan penghasil terbesar jamur merang. Penumbuhan jamur merang berlangsung selama kurang lebih 24 hari. Hari efektif penelitian dimulai pada hari ke -12 karena media memerlukan lingkungan yang steril. Meida bekas penanaman jamur merang dapat dimanfaaatkan sebagai kompos bagi tanaman. Pemanfaatan limbah pada penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan berguna bagi masyarakat, industri dan lingkungan

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?