DETAIL KOLEKSI

Pengaruh dosis Poly Alumunium Chlorida (PAC) dan superflok A110 pada proses flotasi limbah cair industri Oleochemical PT. Sumi Asih


Oleh : Manda Dwiyani

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 1999

Pembimbing 1 : Muhammad Lindu

Pembimbing 2 : Rochmi Widjajanti

Subyek : Industrial wastes;Biomass energy industries

Kata Kunci : oleochemical industry, poly alumunium chlorida, flotation technique, superflok A110

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 1999_TA_STL_08293034_Halaman-Judul.pdf
2. 1999_TA_STL_08293034_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 1999_TA_STL_08293034_Bab-1_Pendahuluan.pdf
4. 1999_TA_STL_08293034_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 1999_TA_STL_08293034_Bab-3_Gambaran-Umum-Daerah-Studi-Dan-Metodologi-Penelitian.pdf
6. 1999_TA_STL_08293034_Bab-4_Hasil-Penelitian-Dan-Pembahasan.pdf
7. 1999_TA_STL_08293034_Bab-5_Kesimpulan-Dan-Saran.pdf
8. 1999_TA_STL_08293034_Daftar-Pustaka.pdf
9. 1999_TA_STL_08293034_Lampiran.pdf

A Air limbah dari industri oleochemical merupakan jenis air limbah yang mengandung Minyak/lemak nabati dan jika masuk ke badan air tanpa pengolahan akan sangat mengganggu kehidupan di dalam air dan lapisan minyak serta bau yang ditimbulkannya akan menimbulkan keresahan bagi masyarakat di lingkungan sekitar industri. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu pengolahan yang tujuannya mengurangi/menghilangkan konsentrasi kekeruhan beserta partikel-partikel tersuspensi di dalamnya dan juga minyak disamping parameter-parameter lainnya seperti COD, warna, BOD, alkalinitas.Proses pengolahan air limbah oleochemical secara fisik dan kimia dapat dilakukan dengan proses koagulasi-flokulasi-flotasi. Proses gabungan ini dilakukan agar partikel koloid yang berukuran sangat kecil dan stabil di dalam air dapat dibuat menjadi tidak stabil dan menggumpal membentuk flok-flok halus melalui proses koagulasi dengan bantuan PAC (sebagai Al3+) sedangkan Superflok A110 melalui proses flokulasi akan menguatkan ikatan antar flok yang terbentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang lebih besar sehingga mudah dipisahkan. Proses pemisahan yang dilakukan menggunakan teknik flotasi, yaitu dengan memasukkan udara terlarut bertekanan ke dalam air berupa gelembung-gelembung udara yang akan mengangkat flok-flok yang sudah terbentuk ke permukaan air sehingga proses pemisahan dapat berlangsung dalam waktu yang lebih singkat dari sedimentasi.Air baku yang digunakan dalam penelitian ini memiliki karakteristik sebagai berikut : Kekeruhan 391 Ntu, Padatan tersuspensi (SS) 249 mg/l dan minyak 58 mg/L.Dalam penelitian pendahuluan melalui uji jartest dapat ditentukan interval dosis PAC (sebagai Al3+) optimum adalah 22,5 ppm dan Superflok A110 optimum adalah 3 ppm. Sedangkan penentuan dosis PAC (sebagai Al3+) optimum melalui uji bombtest diperoleh berdasarkan laju alir flotasi yang terbesar adalah 3,82 ml/detik, yaitu pada dosis PAC (sebagai Al3+) 22,5 ppm.Dalam penelitian lanjutan melalui uji jartest-bombtest dengan koagulan PAC (sebagai Al3+) dan polymer Superflok A110 pada dosis optimum dapat menurunkan konsentrasi kekeruhan sebesar 99,74% padatan tersuspensi (SS) 98,37% dan minyak 96,55%. Pada penentuan hubungan persentase flok terapung terhadap Ln A/S menunjukkan fungsi positif dengan persamaan % flok terapung = 0,4418 (In A/S) + 2,5799 dan koefisien korelasi R = 0,98015. Pada uji flotasi sistem kontinyu melalui pilot plant test pada dosis PAC (sebagai Al3+) dan Superflok A110 optimum diperoleh debit air limbah masuk terbaik yaitu pada 345 ml/menit karena efektif menstabilkan penurunan konsentrasi parameter pencemar paling cepat yaitu pada 2,42 jam. Untuk biaya operasional bahan kimia pada dosis optimum perbulan adalah Rp. 7.462.800.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?