K Kontrak yang digunakan di Indonesia pada saat ini merupakan kontrakbagi hasil (Production Sharing Contract) model baru yaitu PSC Gross Split.Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM tahun 2017, PSC Gross Split merupakanpengganti kontrak kerja sama sebelumnya, yaitu PSC Cost Recovery. Penggantiankontrak kerja sama ini dilakukan karena PSC Cost Recovery dinilai kurangefektif. Oleh karena itu, untuk membuktikan apakah PSC Gross Split akan lebihefektif dibandingkan dengan PSC Cost Recovery, maka dilakukan perbandingannilai indikator keekonomian pada Blok terminasi “NIS”. Berdasarkan penelitianyang dilakukan pada Blok terminasi “NIS”, didapatkan hasil perhitunganmenggunakan PSC Cost Recovery, didapatkan nilai NPV sebesar 54MMUS$,MIRR sebesar 12%, Contractor Take sebesar 3.1BUS$, dan Government Takesebesar 965MMUS$. Sementara itu, hasil perhitungan menggunakan PSC GrossSplit, didapatkan nilai NPV sebesar -141MMUS$, MIRR Sebesar 4%, ContractorTake sebesar 2.6BUS$, dan Government Take sebesar 1.4BUS$.Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa PSC Gross Split tidakmemberikan nilai yang lebih atraktif dibandingkan dengan PSC Cost Recovery.Oleh karena itu, diberikanlah penambahan diskresi sebesar 22.2% agar hasilperhitungan PSC Gross Split tetap atraktif. Setelah penambahan diskresi,didapatkan nilai NPV sebesar 217MMUS$, MIRR sebesar 18%, Contractor Takesebesar 3.5BUS$, dan Government Take sebesar 676MMUS$