DETAIL KOLEKSI

Penurunan kadar warna TSS dan kekeruhan limbah keramik berglasur PT Keramika Indonesia Assosiasi (KIA) dengan menggunakan metode JAR test dan adsorpsi karbon aktif dalam skala laboratorium


Oleh : Maria Eriany

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2002

Pembimbing 1 : Christiana Siallagan

Pembimbing 2 : Ratnaningsih

Subyek : Industrial wastes - Air pollution

Kata Kunci : ceramic glaze industry of PT KIA , alumunium sulfate, poly aluminum chloride

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2002_TA_STL_08297036_Halaman-Judul.pdf
2. 2002_TA_STL_08297036_Bab-1.pdf 6
3. 2002_TA_STL_08297036_Bab-2.pdf
4. 2002_TA_STL_08297036_Bab-3.pdf
5. 2002_TA_STL_08297036_Bab-4.pdf
6. 2002_TA_STL_08297036_Bab-5.pdf
7. 2002_TA_STL_08297036_Daftar-Pustaka.pdf 3
8. 2002_TA_STL_08297036_Lampiran.pdf

M Masalah pencemaran akibat air buangan indusbi di Indonesia antara lain : endapan, zat padat dan wama semakin mencemaskan akhir-akhir ini. Salah satu dari sekian banyak industri yang berkembang dengan pesat adalah industri keramik berglasur PT KIA yang berlokasi di jalan Raya Narogong Km 51,9, Desa Limusnunggal, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Indusbi ini dilengkapi instalasi pengolahan air limbah. Namun air limbah effluen hasil pengolahan masih belum memenuhi baku mutu PERMENKES RI no. 416/1990 untuk parameter wama karena air hasil pengolahan IPAL masih berwama. Bertitik tolak dari hal tersebut, penelitian ini diarahkan kepada usaha untuk mencari jenis dan dosis koagulan yang tepat dengan metocle Jar-Test menggunakan 2 jenis koagulan yaitu aluminium sufat (Al2(S04)3 dan Poly Aluminium Chloride (PAC).Berdasarkan hasil optimalisasi koagulan, koagulan PAC dengan dosis 96 mg/I telah dapat menurunkan konsentrasi wama sampai 144 TCU dari konsentrasi wama awat 60.800 TOJ, konsentrasi TSS sampai 1595 mg/I dari konsentrasi TSS awal 28.350 mg/I, parameter kekeruhan sampai 288 NTU dari kekeruhan awal 28.800 NTU, konsentrasi BOD sampai 23,7 mg/I dari konsentrasi awal 205 mg/I clan konsentrasi COD sampai 40,29 mg/I dari konsentrasi COD awal 657 mg/I. Dengan Al2(S04)3 closis 80 mg/Ipenurunan wama mencapai 192 TQJ konsentrasi TSS sampai 1635 mg/i, parameter kekeruhan sampai185 NTU, konsentrasi BOD sampai 32,5 mg/I dan konsentrasi COD sampai 55,25 mg/I. Untuk parameter miriyak dan lemak tidak rriengalami penurunan sehingga persen penurunannya adalah 0%. Bila diperhatikan, penurunan parameter terbaik dib.mjukkan oleh koagulan PAC, tapi dari segi ekonomis, koagulan jenis PAC mempunyai harga 6 kali Hpat lebih mahal dari koagulan A'2(S04)3sehingga koagulan Al2(S04)3 terpilih sebagai koagulan optimum. Akan tetapi, optimalisasi koagulan belum dapat menurunkan parameter pencemar sesuai cfengan baku mutu, unbJk itu perlu pengolahan lanjutan menggunakan proses adsorpsi karbon aktif.Dengan penelitian adsorpsi karbon aktif menggunakan jartest diketahui bahwa karbon aktif tanpa aktivasi (TA) mempunyai pH optimum 4, sedangkan karbon aktif dengan aktivasi (DA) mempunyai pH optimum 6. Dari kurva isoterm Freundlich wama, karbon aktif TA tidak membentuk garis lurus sesuai persamaan Freundlich sedangkan karbon aktif DA membentuk garis lurus sesuai persamaan Freundlich sehingga hanya karbon aktif DA dapat dihitung dosis adsorben maksimum yaitu 2876,008 mg untuk mengolah 1 I air limbah dan memerlukan waktu kontak 10 menit dalam penelitian adsorpsi menggunakan kolom tilter .Berdasarkan pengoperasian kolom filter menggunakan sistem kontinyu diperoleh kecepatan filtrasi 1,87 m/jam sebagai kecepatan optimum dimana kondisi breakthrough ten:apai pada waktu operasi 710 menit dan volume air olahan 204,965 I. Parameter akhir setelah proses ini telah dapat menurunkan konsentrasi pencemar sampai dibawah baku mutu. Namun dari segi ekonomis penggunaan karbon aktif menghabiskan Rp 433.359 untuk setiap 1 m3 sehingga pengolahan menggunakan kolom filter menjadi tidak efektif.

T The water stains problem due to the wastewater of industrial in Indonesia esq.: sediment, solids substances and color are being concerned lately. One of the most industrial fast development is ceramic glaze industry of PT KIA which located in Jafan Raya Narogong Km 51,9, Desa Limusnunggal, Kecamatan Oleungsi, Kabupaten Boger, Province of West Java. These industrial is fulfilled with the installation of wastewater treatment. In yet, the result of effluent wastewater does not meet quality requirement from PERMENKES RE no. 416/ 1990 for the oolor parameter since the result of the effluent wastewater treatment showing the color. Therefore, this research ls directed to find the typical and the right coagulant doses by using the jar test method with 2 types of coagulant that are aluminum sulfate {Al2{S04)3) and Poly Aluminum Chloride (PAC).Based on the optimum coagulant, PAC with 96 mg/I doses is able to reduce the color concentration until 144 TCU from earlier one 60.800 TCU, TSS concentration up to 1595 mg/I from the earlier one28.350 mg/I, bJrbidity parameter up to 288 NTU from the earlier one 28.800 NTU, BOD concentration up to 23,7 mg/I from the earlier one 205 mg/I and COD concentration up to 40,29 mg/I from the earlier one 657 mg/I. By aluminum sulfate with 80 mg/I doses is able to reduce the color concentration until 192 TCU, TSS concentration up to 1635 mg/I, turbidity parameter up to 185 NTU, BOD concentration up to 32,5 mg/I and COD concentration up to 55,25 mg/I. For oil and grease parameter are not influence to decrease, so the percentage of decrease is 0%. If we concentration on the best parameter decreased showed by coagulant of PAC. UnforbJnately from the economical side the typical coagulant of PAC has 6 times more expensive than coagulant aluminum sulfate, so it appointed as the optimum coagulant However, the coagulant optimallzation is unable to decrease the water stains parameter according to standard quality. That is way it needs the advance treatment by using activated carbon adsorption processing. By the activated carbon adsorption research using jar test aware that activated carbon non• acttvation (rA) has pH optimum 4, on the other hand activated carbon with-activation (DA) has pH optimum 6. From the curve of color Freundffch Isotherm, activated carbon TA does not appear as straight line acc.ording to Freundlich formulation. While activated carbon DA appears as straight line aa:ording to Freundlich formulation, so there is only activated carbon can be counted the maximum adsorbent doses which is 2876,008 mg to treat 1 liter of wastewater and it needs detention time 10 minutes in adsorption research using filter column. Based on operational of filter column using continuing system is obtained the velocity filtration 1,87 m/jam as the optimum velocity. Where the breakthrough condition is reached when it runs 710 minutes and the water volume 204,965 liter. The end of parameter upon processing is able to reduce the water stains concentration up to below of standard quality. Unfortunately from the economical side by using the activated carbon spent 433.359 rupiahs for every lm3 so the treatment using filter column is becoming inefficient.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?