DETAIL KOLEKSI

Distribusi Cs - 137 dalam tanah permukaan di PTTN Serpong

0.0


Oleh : Putty Purnamasari

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2004

Pembimbing 1 : Soepangat Soemarto

Pembimbing 2 : Erwansyah lubis

Subyek : Radioactive pollution;Environmental engineering

Kata Kunci : Cs - 137, PTTN Serpong, nuclear activity

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2004_TA_STL_08299058_Halaman-Judul.pdf
2. 2004_TA_STL_08299058_Bab-1.pdf
3. 2004_TA_STL_08299058_Bab-2.pdf
4. 2004_TA_STL_08299058_Bab-3.pdf
5. 2004_TA_STL_08299058_Bab-4.pdf
6. 2004_TA_STL_08299058_Bab-5.pdf
7. 2004_TA_STL_08299058_Daftar-Pustaka.pdf
8. 2004_TA_STL_08299058_Lampiran.pdf

P Pencemaran radioaktif di lingkungan yang berasal dari radionuklida alam dan buatan manusia, merupakan awal tercetusnya penelitian ini. Radionuklida buatan yang dibuat oleh manusia melalui reaksi inti menyebabkan terjadinya peningkatan radiasi latar di alam yang umumnya berasal dari jatuhan global, operasi dan kecelakaan reaktor daya (PLTN), pemrosesan ulang bahan bakar nuklir clan pemanfaatan radioisotop di berbagai bidang kehidupan. Salah satu radionuklida yang berbahaya adalah Cs-137. Radionuklida ini mempunyai waktu paruh yang panjang sehingga berbahaya bagi lingkungan. Melalui jaring-jaring makanan, Cs-137 dapat terakumulasi dalam tubuh manusia, sehingga mempunyai potensi meningkatkan penerimaan dosis radiasi.Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui distribusi radionuklida Cs-137 dalam tanah permukaan di PP1N, Serpong, dan membandingkannya dengan lepas kawasan (kontrol), daerah Antartika dan negara Jepang sebagai salah satu negara industri nuklinPenelitian yang dilakukan di Pusat Pengembangan dan Pengelolaan Limbah Radioaktif, PPTN, Serpong sejak April hingga Juni 2004 ini menggunakan Metode Uji Statistik. Metode ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil pengukuran secara deskriptif, lalu membandingkannya dengan kandungan radionuklida yang sama di daerah lepas kawasan (kontrol) dan di Antartika.Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel tanah di 4 lokasi pada radius600-800 m serta satu lokasi pada radius 5 km dari reaktor G.A Siwabessy. Pada masing• masing lokasi, tanah diambil tiap 5 cm hingga kedalaman 25 cm sehingga terkumpul 25 sampel tanah. Sampel-sampel ini kemudian disiapkan lalu diukur dengan menggunakan gamma spektrometer. Hasil analisis menunjukkan konsentrasi rata-rata dari Cs-137 untuk lokasi I s/d 4 berturut-turut adalah (0.70 ± 0.39) Bq/kg, (0.83 ± 0.33) Bq/kg, (0.77 ± 0.29) Bq/kg, (0.90 ± 0.17) Bq/kg. Konsentrasi rata-rata di daerah PPTN Serpong adalah (0.80 ± 0.29) Bq/kg. Hasil ini bila dibandingkan dan diuji secara statistik dengan konsentrasi Cs-137 dalam tanah permukaan di daerah lepas kawasan (0.81±0.24) Bq/kg tidak menunjukkan beda yang nyata. Konsentrasi Cs-137 di daerah PPTN Serpong clan lepas kawasan bila dibandingkan dengan konsentrasi Cs-137 di daerah Antartika pada tahun 1985 (1.40 ± 0.40) Bq/kg dan negara Jepang (16.55 ± 0.37) Bq/kg menunjukkan basil yang lebih rendah. Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi Cs-137 dalam tanah pennukaan PPTN Serpong relatif lebih rendah dari konsentrasi radionuklida yang sama di daerah Antartika dan negara Jepang. Hal ini memberikan informasi bahwa Cs-137 yang berada di daerah PPTN Serpong adalah berasal dari jatuhan (fallout), kontribusi dari adanya kegiatan nuklir di PPTN Serpong tidak nyata.

R Radioactive contamination in the environment coming from naturally occurring radionuclide and man made, was the main idea of this research. The artificial radionuclide which made by human activities through the fisi reaction cause the arising of radioactivity background in the earth. The sources generally come from global fallout, the operation and accident of nuclear power plants(PLTN), reprocessing of nuclear fuel. One of dangerous radionuclide is Cs-137. this radionuclide has long life time about 30 years, so its dangerous for environment.and increase the acceptance of radiation dose potention.Therefore a research was conducted aiming at to know the distribution ofCs-137 in PPTN' s land surface and compare it to the control area, Antartic area and Japan as of nuclear industrial country.The research was at Pusat Pengembangan dan Pengelolaan Limbah Radioactive at PPTN Serpong since April - June 2004 and use the statistic test method. This method was used to analysis data obtained from measurement result descriptively, then compared it with the same radionuclide in control area and Antartic area.This research was done by taking soil sample in four location at radius 600-800 m and one location at radius 5 km from G.A Siwabessy reactor. For each location, soil was taken by every 5 cm till 25 cm deepness so it collected 25 samples. After these samples was prepared and then measured by using spectrometer gamma. The analysis results show the average concentration ofCs-137 from location 1-4: (0.70 ± 0.39) Bq/kg, (0.83 ± 0.33) Bq/kg, (0. 77 ± 0.29) Bq/kg, (0.90 ± 0.17) Bq/kg. The average concentration of Cs-137 in PPTN Serpong area is (0.80 ± 0.29) Bq/kg. These result compared to and tested statistically (T-test) with Cs-137 concentration in control area (0.81 ± 0.24) Bq/kg, its not show significant different. If Cs-137 concentration in PPTN Serpong area and control area compared with Cs-137 in Antartica area 1985 (1.40 ± 0.40) Bq/kg and Japan (16.55 ± 0.37) Bq/kg show lower result. From this matter could give the information that Cs-137 concentration in PPTN Serpong area is coming from fallout and contribution from nuclear activity in PPTN Serpong area is not significant.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?