Hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dengan perawatan mandiri limfedema filariasis
G Global Programme to Eliminate Lymphatic Filariasis (GPELF) adalah program World Health Organization (WHO) yang salah satunya menyerukan pencegahan, penanggulangan kecacatan dan penderitaan pada orang yang sudah terkena Lymphatic Filariasis (LF) atau disebut sebagai Management of Morbidity and Prevention of Disability (MMDP). Manajemen morbiditas dan kontrol merupakan komponen penting dari eliminasi filariasis.Studi ini menilai praktek perawatan mandiri limfedema filariasis pada tingkat pelayanan primer di Puskesmas Sungai Piring Kecamatan Batang Tuaka, Riau.METODEPenelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel secara total sampling pada 18 penderita limfedema filariasis dan 15 petugas kesehatan yang kemudian diwawancara dan ditentukan stadium limfedema penderita filariasis. Uji hipotesis menggunakan uji fisher’s exact. Terdapat hubungan bermakna secara statistik antara pengetahuan (p=0,015) dengan praktek perawatan mandiri pada penderita limfedema filariasis. Sementara itu, tidak ditemukan hubungan antara dukungan keluarga (p=0,054), pelayanan kesehatan (p=0,118) dan pengetahuan petugas kesehatan (p=0,235) pada penelitian ini. Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dan tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga, pelayanan kesehatan dengan praktek perawatan mandiri pada penderita limfedema filariasis. Pada petugas kesehatan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan prakteknya.
G Global Program to Eliminate Lymphatic Filariasis (GPELF) is a World Health Organization (WHO) program, one of which calls for prevention, prevention of disability and suffering in people who have been exposed to Lymphatic Filariasis (LF) or referred to as Management of Morbidity and Prevention of Disability (MMDP) . Morbidity management and control are important components of the elimination of filariasis. This study evaluates the practice of self-care lymphedema filariasis at the primary service level in Sungai Piring Puskesmas Batang Tuaka District, Riau. METHOD This research is an analytic observational study with cross sectional approach. Sampling in total sampling in 18 patients with lymphedema filariasis and 15 health workers who were interviewed and determined the stage of lymphedema patients with filariasis. Hypothesis testing uses the fisher’s exact test. There was a statistically significant relationship between knowledge (p = 0.015) with the practice of self-care in patients with lymphedema filariasis. Meanwhile, no relationship was found between family support (p = 0.054), health services (p = 0.118) and knowledge of health workers (p = 0.235) in this study. There is a significant relationship between knowledge and there is no meaningful relationship between family support, health care and the practice of self-care for patients with lymphedema filariasis. In health workers there is no relationship between knowledge and practice.