DETAIL KOLEKSI

Pemanfaatan gulma eceng gondok (Eichorrnia crassipes) sebagai bahan baku bioethanol oleh aktivitas enzimatis


Oleh : Karen Lois

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2019

Pembimbing 1 : Astri Rinanti

Pembimbing 2 : Bambang Iswanto

Subyek : Enviromental management - Bioethanol Raw

Kata Kunci : eichhornia crassipes, delignification, hidrolysis, aspergillus fumigatus, saccharomyces cerevisiae.

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2019_TA_STL_082001500032_Halaman-Judul.pdf
2. 2019_TA_STL_082001500032_Bab-1.pdf
3. 2019_TA_STL_082001500032_Bab-2.pdf
4. 2019_TA_STL_082001500032_Bab-3.pdf
5. 2019_TA_STL_082001500032_Bab-4.pdf
6. 2019_TA_STL_082001500032_Bab-5.pdf
7. 2019_TA_STL_082001500032_Daftar-Pustaka.pdf
8. 2019_TA_STL_082001500032_Lampiran.pdf

S Salahsatugulmaperairanadalahecenggondok.Kehadirangulmainimenyebabkan ketidakseimbangan ekosistem sehingga perlu diolah menjadi produk yang bermanfaat. Penelitian ini bertujuan konversi biomassa lignoselulosa yaitu eceng gondokmenjadiethanol.Ecenggondoksebagaisubstratdipreparasisecaramekanis hingga berukuran 25 mesh. Biokatalisator Aspergillus fumigatus dan Saccharomycescerevisiaedikultivasipadamediapotatodextrosebroth(PDB)dan yeast malt glucose peptone (YMGP). Delignifikasi oleh A. fumigatus dilakukan dengan menggunakan variasi rasio substrat:biokatalisator = 1:1, 1:5, dan 1:10pada waktu kontak 24, 72, 120 hari. Kadar lignin diukur dengan menggunakan metode gravimetri.Hidrolisisdilakukanuntukmenghasilkangulayangdapatdifermentasi. Hidrolisis dilakukan dengan perlakuan rasio substrat:biokatalisator = 1:1, 1:5, dan 1:10 pada waktu kontak 24, 72, 96 jam. Konsentrasi glukosa diukur dengan menggunakan metode dinitrosalicylic acid (DNS). Fermentasi oleh S. cerevisiae dilakukan dengan menggunakan variasi substrat:biokatalisator = 2:1, 1:1, dan 1:2 pada waktu kontak 72, 120, dan 168 jam. Proses destilasi dilakukan setelah fermentasi untuk diukur kandungan ethanolnya dengan menggunakan alat GCMS. Penelitian ini menemukan bahwa delignifikasi terbaik terjadi pada variasi substrat:biokatalisator= 1:1 pada waktu kontak 72 jam dengan penyisihan lignin sebesar92,64%.Konsentrasiglukosatertinggisebesar1,363g/Lterjadipadawaktu kontak 120 jam. Kandungan ethanol tertinggi sebesar 58,6% terjadi pada rasio 1:2 pada waktu kontak 72 jam. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa terdapat kandunganlainnyayaituphenylethylalcohol.Secarakimia,senyawatersebutdapat disederhanakan menjadi ethanol. Dengan demikian, fermentasi selama 120 jam dengan rasio substrat:biokatalisator = 1:2 menghasilkan total 62,5% ethanol termasuk phenylethyl alcohol. Berdasarkan perhitungan, gagasan pemanfaatan100 kg eceng gondok menghasilkan 820,4 L ethanol dan 875 L total ethanol dengan diameter wadah sebesar 1,852 m dan tinggi sebesar 0,928 m. Perlu dilakukan penelitianlebihlanjutuntukmeningkatkanhasilethanoldanmengubahphenylethyl alcohol menjadi ethanol.

O One of the water weeds is water hyacinth. The presence of these weeds causes an imbalance of the ecosystem so it needs to be processed into useful products. This study carried out the conversion of lignocellulosic biomass, ie water hyacinth to ethanol. Water hyacinth as a substrate is mechanically prepared to the size of 25 mesh. Biocatalysts of Aspergillus fumigatus and Saccharomyces cerevisiae were cultivated on (potato dextrose broth) PDB and (yeast malt glucose peptone) YMGP media. Delignification by A. fumigatus was carried out using a substrate ratio variation: biocatalyst = 1: 1, 1: 5, and 1:10 at contact times 24, 72, 120 days. Lignin levels were measured using the gravimetric method. Hydrolysis is carried out to produce fermentable sugars. Hydrolysis is done by substrate: biocatalisator = 1: 1, 1: 5, and 1:10 comparison treatment at contact times 24, 72, 96 hours. Glucose concentration was measured using the dinitrosalicylic acid (DNS) method. Fermentation by S. cerevisiae was carried out using substrate variations: biocatalyst = 2: 1, 1: 1, and 1: 2 at 72, 120, and 168 hours contact time. The distillation process is carried out after fermentation to measure the ethanol content using GCMS. This study found that the best delignification occurred in substrate variation: biocatalyst = 1: 1 at 72 hours contact time with lignin removal of 92.64%. The highest glucose concentration of 1.363 g / L occured at the contact time of 120 hours. The highest ethanol content of 58.6% occurs at a ratio of 1: 2 at 72 hours contact time. The measurement results show that there are other ingredients, namely phenylethyl alcohol. Chemically, these compounds can be simplified into ethanol. Thus, fermentation for 120 hours with a substrate: biocatalisator ratio = 1: 2 produces a total of 62.5% ethanol including phenylethyl alcohol. Based on calculations, the idea of using 100 kg of water hyacinth produces 820.4 L of ethanol and 875 L of total ethanol with a container diameter of 1,852 m and a height of 0,928 m. Further research needs to be done to improve ethanol yield and convert phenylethyl alcohol into ethanol.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?