Hubungan kebiasaan berolahraga dan merokok dengan obesitas abdominal pada karyawan usia 26-45 tahun
O Obesitas abdominal merupakan kondisi kelebihan lemak yang terpusat pada daerah perut (intra-abdominal fat). Secara nasional, prevalensi obesitas abdominal pada tahun 2013 adalah 26,6 %. Menurut WHO pengukuran obesitas abdominal lebih baik menggunakan lingkar perut dibandingkan dengan IMT atau rasio lingkar pinggang dan panggul. Kriteria obesitas abdominal di wilayah Asia Pasifik adalah lingkar perut ≥ 90 cm pada laki-laki dan ≥ 80 cm pada perempuan. Obesitas abdominal sendiri terjadi karena adanya perubahan gaya hidup, seperti tingginya konsumsi minuman beralkohol, kebiasaan merokok, tingginya konsumsi makanan berlemak, tingginya konsumsi fast food (makanan siap saji), dan rendahnya aktivitas fisik. Penelitian ini merupakan studi analitik dngan rancangan cross sectional pada 103 karyawan/karyawati. Pengukuran kebiasaan berolahraga menggunakan kuesioner Beacke. Pengukuran kebiasaan merokok menggunakan kuesioner Global Adult Tobacco Survey (GATS). Pengukuran lingkar perut menggunakan pita pengukur. Sebagian besar responden (70,9%) berjenis kelamin laki-laki. Responden berusia > 35 tahun sebanyak 56,3%. Responden yang memiliki kebiasaan berolahraga aktif sebanyak 50,5%. Responden yang merokok sebanyak 46,6%. Responden yang mengalami obesitas abdominal sebanyak 54,4%. Uji chi-square menunjukkan hasil terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan berolahraga dengan obesitas abdominal (p=0,037) dan tidak adanya hubungan bermakna antara merokok dengan obesitas abdominal (p=0,720). Terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan berolahraga dengan obesitas abdominal pada karyawan dan tidak terdapat hubungan bermakna antara merokok dengan obesitas abdominal pada karyawan.
A Abdominal obesity is a condition of excess fat that is centered on the abdominal area (intra-abdominal fat). Nationally, the prevalence of abdominal obesity in 2013 was 26.6%. According to WHO the measurement of abdominal obesity is better to use abdominal circumference compared to BMI or waist and hip circumference ratios. The criteria for abdominal obesity in the Asia Pacific region are abdominal circumference ≥ 90 cm in men and ≥ 80 cm in women. Abdominal obesity itself occurs due to lifestyle changes, such as high consumption of alcoholic beverages, smoking habits, high consumption of fatty foods, high consumption of fast food, and low physical activity. This study is an analytical study with a cross sectional design on 103 employees. Measurement of exercise habits using the Beacke questionnaire. Measurement of smoking habits using the Global Adult Tobacco Survey (GATS) questionnaire. Measurement of abdominal circumference using a measuring tape. Most of the respondents (70.9%) were male. Respondents> 35 years old were 56.3%. Respondents who have a habit of active exercise are as much as 50.5%. Smoking respondents were 46.6%. Respondents who experienced abdominal obesity were 54.4%. Chi-square test showed that there was a significant relationship between exercise habits and abdominal obesity (p = 0.037) and there was no significant relationship between smoking and abdominal obesity (p = 0.720). There is a significant relationship between exercise habits and abdominal obesity in employees and there is no significant relationship between smoking and abdominal obesity in employees.