DETAIL KOLEKSI

Hubungan antara konsumsi makanan pedas dengan gastroesophageal reflux disease pada usia 40-60 tahun

1.3


Oleh : Arnita Ilanur

Info Katalog

Nomor Panggil : S 728

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2016

Pembimbing 1 : David Tjahyadi

Subyek : Disease - Gastric acid

Kata Kunci : gastroesophageal refluks disease, GERD, NERD, erosive esophagitis, spicy food

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2016_TA_KD_03012035_Halaman-judul.pdf
2. 2016_TA_KD_03012035_Bab-1-Pendahuluan.pdf -1
3. 2016_TA_KD_03012035_Bab-2-Tinjauan-literatur.pdf
4. 2016_TA_KD_03012035_Bab-3-Kerangka-konsep.pdf 2
5. 2016_TA_KD_03012035_Bab-4-Metode.pdf 6
6. 2016_TA_KD_03012035_Bab-5-Hasil.pdf
7. 2016_TA_KD_03012035_Bab-6-Pembahasan.pdf
8. 2016_TA_KD_03012035_Bab-7-Kesimpulan.pdf
9. 2016_TA_KD_03012035_Daftar-pustaka.pdf
10. 2016_TA_KD_03012035_Lampiran.pdf

G Gastroesophageal reflux disease (GERD) merupakan suatu gangguan dimana isi lambung mengalami refluks secara berulang ke dalam esophagus, yang menyebabkan terjadinya gejala dan/atau komplikasi yang mengganggu. Konsumsi makanan pedas di Indonesia banyak digemari. Makanan pedas mengandung senyawa capsaicin yang dapat memodulasi rasa nyeri dan panas pada saluran gastrointestinal yang dapat menyebabkan GERD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi makanan pedas dengan GERD pada usia 40-60 tahun. Penelitian ini menggunakan desain potong silang pada periode Oktober- Desember 2015. Data dikumpulkan dengan menggunakan pertanyaan penelitian untuk mengetahui kebiasaan konsumsi makanan pedas. Sedangkan rekam medis hasil upper endoscopy dikumpulkan untuk mengetahui jenis GERD yaitu esofagitis erosive atau NERD. Kemudian dilakukan uji statistik dengan menggunakan program komputer (Statistical Package for Social Science) SPSS 21.0 for windows. Sejumlah 94 subjek penelitian yang berpartisipasi pada penelitian ini, didapatkan hasil yaitu penderita GERD yang mengalami NERD (88.3%), lebih banyak dibandingkan penderita yang mengalami esofagitis erosive (11.7%). Penderita GERD lebih banyak jenis kelamin laki-laki (52.13%), dibandingkan perempuan (47.87%). Dengan memakai uji Kolmogorov-smirnov didapatkan hasil tidak terdapat hubungan antara konsumsi makanan pedas dengan GERD (p= 0.889). Dengan uji ¬Chi-Square didapatkan ada hubungan antara jenis kelamin dengan GERD (p=0.36). Penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara konsumsi makanan pedas dan Gastroesophageal refluks disease pada usia 40-60 tahun.

G Gastroesophageal reflux disease (GERD) is a condition that develops when the reflux of gastric contents into esophagus that causes troublesome symptoms or complications. In Indonesia many people who like spicy food consumption . Spicy foods contain capsaicin compounds that can modulate pain and the heat of the gastrointestinal tract that causes GERD .This study aims to knowing the relationship between consumption of spicy foods with GERD at the age of 40-60 years . This is cross sectional research. It started on October – December 2015. Data were collected using the research questions and upper endoscopy medical records. Then performed a statistical test by using a computer program (Statistical Package for Social Science ) SPSS 21.0 for windows. A total of 94 research subjects participating in this study , showed that patients with GERD who experience NERD ( 88.3 % ) , more than people who have erosive esophagitis .GERD sufferers more male gender (52.13%), than women. By using the Kolmogorov - Smirnov test showed there was no correlation between the consumption of spicy foods with GERD ( p = 0.889 ) . By Chi - Square test found there is a relationship between the sexes with GERD ( p = 0.36). From this finding, it can be concluded that there is no association between consumption of spicy food and gastroesophageal reflux disease in the age 40-60 years.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?