DETAIL KOLEKSI

Pengaruh suhu dan konsentrasi awal limbah terhadap penyerapan logam berat tembaga (cu2+) oleh kultur campuran mikroalga tawar teramobiisasi


Oleh : Laras Kurnia Hapsari

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2016

Pembimbing 1 : Astri Rinanti Nugroho

Pembimbing 2 : Mawar DS Silalahi

Subyek : Copper metal biosorption

Kata Kunci : ankistrodesmus sp., chlorella sp., mixed culture, immobilization

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2016_TA_TL_08211023_Halaman-Judul.pdf
2. 2016_TA_TL_08211023_Bab-2.pdf
3. 2016_TA_TL_08211023_Bab-3.pdf
4. 2016_TA_TL_08211023_Bab-1.pdf
5. 2016_TA_TL_08211023_Bab-4.pdf
6. 2016_TA_TL_08211023_Bab-5.pdf
7. 2016_TA_TL_08211023_Daftar-Pustaka.pdf
8. 2016_TA_TL_08211023_Lampiran.pdf

T Telah dilakukan penelitian dengan maksud sebagai bentuk alternatif pengolahan limbah lanjutan yang mengandung logam berat tembaga dengan menggunakan kultur campuran mikroalga hijau teramobilisasi sebagai biosorben. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penyerapan logam berat tembaga menggunakan biosorben yang diamobilisasi, mengetahui pengaruh mikroalga tunggal dan kultur campuran sebagai bahan baku biosorben amobil dalam penyerapan logam berat tembaga, mengetahui pengaruh suhu dan konsentrasi awal limbah terhadap efisiensi penyerapan logam berat tembaga oleh biosorben yang diamobilisasi, dan mengetahui pengaruh suhu dan konsentrasi awal limbah terhadap kapasitas adsorpsi oleh biosorben yang diamobilisasi. Mikroalga yang diisolasi dari waduk Setiabudi kemudian dimurnikan sehingga diperoleh Ankistrodesmus sp. dan Chlorella sp., sebagai biosorben dan diamobilisasi dengan menambahkan alginat hingga terbentuk beads dengan diameter ± 0,5 cm. Biosorben dikultivasi dalam medium pertumbuhan artifisial Phovasoli Haematococcus Medium (PHM) pada rangkaian kultur batch. Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu penyerapan logam berat tembaga dengan biosorben mobil dan amobil, pengaruh variasi suhu (25oC, 30oC, dan 35oC), dan pengaruh konsentrasi awal limbah (2,99 mg/l; 6,106 mg/l; 9,92 mg/l; 17,808 mg/l; dan 20,472 mg/l) pada pH 4 dan waktu kontak 120 menit. Biosorben yang digunakan merupakan mikroalga tunggal (Ankistrodesmus sp dan Chlorella sp) dan kultur campuran mikroalga yang terdiri dari Ankistrodesmus sp dan Chlorella sp dengan perbandingan 1 : 1. Hasil penelitian membuktikan bahwa penyerapan logam tembaga oleh kultur campuran lebih tinggi dibandingkan mikroalga tunggal baik mobil maupun amobil, dan penyerapan logam tembaga dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi awal limbah. Kultur campuran memberikan penyerapan logam tembaga yang optimum menggunakan biosorben amobil 200 mg pada pH 4, waktu kontak 120 menit, suhu 30oC, dan konsentrasi awal limbah sebesar 17,808 mg/l, peyerapan logam berat tembaga sebesar 86,39%, dan kapasitas adsorpsi sebesar 7,69 mg/g. Scanning Electron Microscope (SEM) digunakan untuk melihat kerusakan pada dinding sel biosorben, dan Fourier Transform Infra-Red digunakan untuk melihat gugus fungsional pada biosorben. Proses penyisihan logam Cu2+ oleh biosorben dihitung menggunakan persamaan Isoterm Langmuir, Freundlich, dan BET. Namun demikian, kapasitas adsorpsi pada penelitian ini paling sesuai dengan persamaan isoterm Langmuir.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?