DETAIL KOLEKSI

Pemanfaatan bioaktivator pada proses pengomposan sampah organik


Oleh : Surya Gusti Paramita

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2003

Pembimbing 1 : Setijati H. Ediyono

Pembimbing 2 : Diana Hendrawan

Subyek : Organic wastes

Kata Kunci : bioactivator, organic waste, composting, biomikro,

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2003_STL_08297055_Halaman-Judul.pdf
2. 2003_STL_08297055_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 2003_STL_08297055_Bab-I_Pendahuluan.pdf
4. 2003_STL_08297055_Bab-II_Tinjauan-Pustaka.pdf 20
5. 2003_STL_08297055_Bab-III_Metode-Penelitian.pdf
6. 2003_STL_08297055_Bab-IV_Hasil-Penelitian.pdf
7. 2003_STL_08297055_Bab-V_Kesimpulan-dan-Saran.pdf
8. 2003_STL_08297055_Daftar-Pustaka.pdf
9. 2003_STL_08297055_Lampiran.pdf

S Sampah yang dihasilkan di Jakarta sebagian besar adalah sampah organik yang mudah diuraikan, dimana menurut Dinas Kebersihan DKI Jakarta (1999), komposisi dari sampah organik mencapai 65,05%. Salah satu cara alternatif untuk mengurangi keberadaan sampah organik adalah dengan proses pengomposan yang menggunakan bioaktivator.Proses pengomposan merupakan sistem pengelolaan sampah organik dengan bantuan mikroorganisme. Bioaktivator adalah bahan pengaktif yang berisi mikroorganisme tertentu yang telah diinokulasi pada bahan, dimana diharapkan dapat mempercepat proses pengomposan dan meningkatkan kualitas hasil akhir kompos.Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari penambahan bioaktivator pada proses pengomposan sampah organik. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pengomposan dengan bioaktivator yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, dimana pada masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Masing-masing dari perlakuan tersebut adalah proses pengomposan dengan Agri Simba (P1), dengan Biomikro (P2), dengan Ragi Tape (P3), dan proses pengomposan secara alami (P4) yang berfungsi sebagai kontrol.Hasil pengukuran parameter pendukung menunjukan bahwa suhu ruangan berada pada kisaran 25 s/d 32 °C. Pada perlakuan dengan bioaktivator, suhu bahan berada pada kisaran 30 s/d 54 °C dan pH bahan berada pada kisaran 6,7 s/d 7,6, sedangkan pada perlakuan secara alami, suhu bahan berada pada kisaran 30 s/d 65 °C dan pH bahan berada pada kisaran 6,8 s/d 7,8.Hasil pengukuran parameter uji utama dari lamanya proses pengomposan pada perlakuan dengan Agri Simba (P1) adalah 19 s/d 20 hari, dengan Biomikro (P2) adalah 18 s/d 19 hari, dengan Ragi Tape (P3) adalah 20 hari, dan secara alami (P4) adalah 30 s/d 31 hari,sedangkan berat akhir kompos pada perlakuan dengan Agri Simba (P1) adalah 305 s/d 310 gram, dengan Biomikro (P2) adalah 295 s/d 305 gram, dengan Ragi Tape (P3) adalah 305 s/d 315 gram, dan secara alami (P4) adalah 350 s/d 375 gram. Dari uji statistik dengan Analisis Of Varians (ANOVA) membuktikan bahwa panambahan bioaktivator mempunyai pengaruh nyata terhadap lamanya proses pengomposan dan berat akhir kompos. Dan dari hasil parameter uji utama tersebut dapat diketahui bahwa proses pengomposan dengan Biomikro lebih efektif dari proses pengomposan yang lain.Dari hasil akhir kompos dapat diketahui bahwa kandungan C organik pada perlakuan dengan Agri Simba (P1) adalah 14,31 %, dengan Biomikro (P2) adalah 15,38 %, dengan Ragi Tape (P3) adalah 12,5%, dan secara alami (P4) adalah 20,67%. Kandungan N total pada perlakuan dengan Agri Simba (P1) adalah 0,65%, dengan Biomikro (P2) adalah 0,62 %, dengan Ragi Tape (P3) dalah 0,59%, dan secara alami (P4) adalah 0,66%. Kadar air ada perlakuan dengan Agri Simba (P1) adalah 56,69%, dengan Biomikro (P2) adalah 56,85 %, dengan Ragi Tape (P3) adalah 59,67 %, dan secara alami (P4) adalah 57,79%. Nilai C/N pada perlakuan dengan Agri Simba (P1) adalah 21,67, dengan Biomikro (P2) adalah 24,67, dengan Ragi Tape (P3) adalah 21,33, dan secara alami (P4) adalah 20,67. Nilai KTK pada perlakuan dengan Agri Simba (P1) adalah 12,15 meq/100g, dengan Biomikro (P2) adalah 13,5 meq/100g dengan Ragi Tape (P3) adalah 16,62 meq/100g dan secara alami (P4) adalah 16,75 meq/100g Dari hasil ini diketahui bahwa kandungan dari perlakuan dengan bioaktivator tidak lebih baik dari perlakuan tanpa bioaktivator. Hal ini menunjukan bahwa dengan penambahan bioaktivator tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil akhir kompos.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?