DETAIL KOLEKSI

Identifikasi Kinerja Operasional Angkutan Umum di Kota Tangerang (Studi Kasus Trayek R.01,R.02,R.11)

1.0


Oleh : Kusuma Nugraha

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2012

Pembimbing 1 : Endrawati Fatimah

Pembimbing 2 : Jaap C Levara

Subyek : Urban transportation

Kata Kunci : operational performance, public transportation, Tangerang City

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2012_TA_PW_08308013_JUDUL.pdf
2. 2012_TA_PW_08308013_ABSTRAK.pdf
3. 2012_TA_PW_08308013_DAFTAR-ISI.pdf
4. 2012_TA_PW_08308013_BAB-I.pdf
5. 2012_TA_PW_08308013_BAB-II.pdf
6. 2012_TA_PW_08308013_BAB-III.pdf
7. 2012_TA_PW_08308013_BAB-IV.pdf
8. 2012_TA_PW_08308013_BAB-V.pdf
9. 2012_TA_PW_08308013_BAB-VI.pdf -1
10. 2012_TA_PW_08308013_DAFTAR-PUSTAKA.pdf
11. 2012_TA_PW_08308013_LAMPIRAN.pdf

K Kota Tangerang terletak di Propinsi Banten dan sangat berdekatan dengan daerah khusus Ibukota Jakarta, Kota Tangerang berfungsi sebagai kota Penyangga ibukota. Dampak dan pengaruh pembangunan yang terjadi di ibukota akan terasa di Kota Tangerang yang merupakan pusat kegiatan di wilayah Tangerang dan sekitarnya.Ketidakefisienan angkutan umum di Kota Tangerang menunjukan bahwa angkutan umum di Kota Tangerang masih terkonsentrasi di kawasan pusat kota dengan pola pergerakan yang memusat (radial). Kondisi di lapangan menunjukan bahwa angkutan umum di Kota Tangerang khususnya pada trayek R.01 ( Term. Poris Plawad – Term. Cimone – Jatake ), R.02 ( Term. Poris Plawad – Term. Cimone – Perumnas I ), R.11 ( Term. Poris Plawad – Cikokol – Perumnas III, II, I ) mengalami kelebihan jumlah armada angkutan umum. Hal ini disebabkan karena banyaknya angkutan yang beroperasi dan tidak memiliki izin resmi dari Dinas Perhubungan Kota Tangerang. Sehingga dapat mempengaruhi frekuensi, headway, waktu tunggu, dan waktu tempuh pada trayek tersebut.Oleh karena itu, studi ini disusun untuk mengkaji salah satu bagian dari kinerja operasional angkutan umum yaitu, frekuensi, headway, waktu tunggu, waktu tempuh, dan kecepatan perjalanan. Hasil studi ini menunjukan bahwa, R.01, R.02, dan R.11 Dari kelima indikator standar pelayanan angkutan umum Departemen Perhubungan. Satu di antara ke lima indikator masing – masing angkutan umum ( R.01, R.02, R.11) menunjukan hasil yang kurang baik, dan untuk trayek R.11 menunjukan hasil yang buruk.

T Tangerang city located in the province of Banten and very close to the special capital Jakarta, Tangerang City serves as the capital city of Buffer. The impact and influence of development that occurred in the capital will be felt in the city of Tangerang, a hub of activity in Tangerang area.Inefficiency of public transport in the city of Tangerang shows that public transportation in the city of Tangerang still concentrated in the downtown area with movement patterns concentrated (radial). Conditions in the field shows that public transportation in the city of Tangerang especially on routes R.01 (Term. Poris Plawad - Term. Cimone - Jatake), R.02 (Term. Poris Plawad - Term. Cimone - Housing I), R.11 (term. Poris Plawad - Cikokol - Housing III, II, I) with excess amounts of public transport fleet. This is because the number of shuttles that operate and do not have official permission from the Department of Transportation Tangerang. So it can affect the frequency, headway, waiting time, and travel time on the route.Therefore, this study is designed to examine one part of the operational performance of public transport, namely, the frequency, headway, waiting time, travel time and travel speed.The results of this study show that, R.01, R.02, and R.11 of the five indicators of public transport service standards the Department of Transportation. One among the five indicators of each - each public transport (R.01, R.02, R.11) showed unfavorable results, and to stretch R.11 showed poor results.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?