N Natural flow terjadi pada sumur dikarenakan tekanan reservoir lebih besar daripada tekanan hidrostatis di dalam tubing sehingga fluida dapat terangkat ke permukaan. Lalu artificial lift adalah metode yang digunakan ketika tekanan reservoir lebih kecil daripada tekanan hidrostatis di dalam tubing oleh karena itu minyak tidak dapat diproduksikan secara natural flow. Dalam situasi ini, sumur E-27 lapangan S yang berlokasi di daerah Sumatera menggunakan metode pengangkatan buatan (artificial lift) berupa Sucker Rod Pump (SRP). Sumur E-27 menggunakan metode pengangkatan buatan berupa pompa Sucker Rod Pump (SRP). Analisa laju alir produksi sumur E-27 menggunakan metode kurva Inflow Performance Relationship (IPR) Composite. Kurva IPR Composite merupakan salah satu aspek penting dalam menganalisis produksi suatu sumur, karena dari kurva ini dapat diketahui nilai kapasitas produksi sumur. Bagian-bagian pompa yang akan di analisa antara lain Stroke Length (S), kecepatan pompa (N), Peak Polished Rod Load (PPRL), Minimum Polished Rod Load (MPRL), torsi, stress max, stress min, pump displacement, daya prime mover, dan efisiensi volumetris. Berdasarkan perhitungan IPR didapat laju alir optimum sebesar 427,63 BFPD. Kemudian dilakukannya kegiatan optimasi dilakukan dengan mengubah parameter teknis pompa, seperti kecepatan pompa (N) dan Stroke Length (S). Berdasarkan perhitungan evaluasi dan optimasi yang telah dilakukan, sumur E-27 awalnya menggunakan pompa dengan laju produksi sebesar 168,63 BFPD, kecepatan pompa 5 SPM, Stroke Length (S) 64 inci, dan efisiensi volumetris 91,83%. Setelah optimasi dengan mengubah kecepatan pompa menjadi 51 SPM dan Stroke Length menjadi 17 inci, laju alir produksi meningkat menjadi 427,63 BFPD. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja, mengevaluasi, dan mengoptimasi pompa Sucker Rod Pump pada sumur E-27 di lapangan S. Dengan meningkatnya laju produksi, diharapkan metode optimasi ini dapat membantu dalam pengelolaan sumur minyak yang lebih efektif dan berkelanjutan.