Hubungan riwayat kejang demam berulang dengan keterlambatan perkembangan pada balita
L LATAR BELAKANG: Kejang demam berulang adalah kejang demam yang terjadi lebih dari 1 episode demam atau kejang demam yang terjadi 2 kali atau lebih dalam 24 jam dan disertai sadar di antara kejang. Dari data rekam medis RSAB Harapan Kita tahun 2008 – 2010 didapatkan dari 47,7% anak diantaranya akan mengalami kejang demam berulang. Keterlambatan perkembangan merupakan suatu masalah yang serius bagi Negara maju maupun berkembang. Tahun 2011 dalam profil kesehatan Indonesia menunjukan bahwa 13% anak mengalami keterlambatan perkembangan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kejang demam berulang dengan keterlambatan perkembangan. Hal tersebut menjadi alasan bagi peneliti untuk melakukan penelitian dikarenakan penelitian mengenai hubungan riwayat kejang demam berulang dengan keterlambatan perkembangan pada balita di Indonesia masih sedikit dilakukan.METODEPenelitian ini menggunakan desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan studi potong lintang (cross-sectional). Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober – Desember 2019 di RSAB Harapan Kita dan di Posyandu Kemuning Kelurahan Cengkareng Barat sebanyak 63 balita. Penelitian ini diperoleh dari wawancara KPSP sebanyak 31 balita dan dari rekam medis sebanyak 32 balita. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan SPSS chi-square dengan tingkat kemaknaan (p<0,05).HASILPrevalensi riwayat kejang demam berulang didapatkan sebanyak 30,2%. Prevalensi balita yang mengalami keterlambatan perkembangan sebanyak 34,9%. Tidak terdapat hubungan bermakna antara riwayat kejang demam berulang dengan keterlambatan perkembangan anak (p = 0,173).KESIMPULANTidak terdapat hubungan riwayat kejang demam berulang dengan keterlambatan perkembangan pada balita.
B BACKGROUND: Recurrent febrile seizures are febrile seizures that occur more than 1 episode of fever or febrile seizures that occur 2 or more times in 24 hours and are accompanied consciously in between seizures. From the RSAB Harapan Kita medical record data in 2008 - 2010 obtained from 47.7% of children who will be given recurrent febrile seizures. Developmental delay is a serious problem for developed and developing countries. In 2011 the Indonesian health profile showed that 13% of children experience developmental delays. Some studies suggest that there is a relationship between recurrent febrile seizures and delayed development. This is a reason for researchers to conduct research related to research on recurrent febrile seizures with developmental delays in underfives in Indonesia.METHODThis study was an observational analytic research design with cross sectional study approach (cross-sectional). This research was conducted in October – December 2019 at RSAB Harapan Kita and at Posyandu Kemuning, Cengkareng Barat Village, as many as 63 children under five. This study was obtained from KPSP interviews of 31 underfives and from medical records of 32 underfives. This study was analyzed using SPSS chi-square with significance level (p<0.05).RESULTPrevalence history of recurrent febrile seizures was 30.2%. Prevalence experiencing developmental delays as much as 34.9%. There was no significant relationship between the history of recurrent febrile seizures with delay development (p = 0.173).CONCLUSIONThere is no relationship between history of recurrent febrile seizure and developmental delay in underfives