P Penelitian menunjukkan analgesik (termasuk parasetamol) merupakan salah satu obat yang paling banyak digunakan secara swamedikasi (36,2' 59%).r Saat ini ada stigma yang menyatakan obat yang dapat dibeli dengan bebas merupakan obat yang aman untuk dikonsumsi. Pendapat itu tidak sepenuhnya benar karena sifat aman dari obat adalah relatif, yaitu hanya bila digunakan sesuai dengan aturan pemakaian yang tertulis pada kemasan obat. Konsekuensi pemanfaatan obat penghilang nyeri yang tidak rasional akan mengakibatkan timbulnya reaksi obat yang tidak diinginkan yang dapat membahayakan jiwa dan meningkatan biaya pengobatan.2'3 Diperlukan pemberian informasi mengenai manfaat dan risiko penggunaan obat penghilang nyeri pada masyarakat luas. Kegiatan PKM ini diadakan di Kelurahan Krendang, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Masih belum diketahuinya tingkat pengetahuan masyarakat akan manfaat dan risiko obat penghilang nyeri (parasetamol). Mengetahui tingkat pengetahuan dan menambah informasi masyarakat akan manfaat obat penghilang nyeri dan menghindarkan risiko efek samping obat yang tidak diinginkan. Penyuluhan ini diikuti oleh 23 responden, dengan karakteristik sebagai berikut, sebagian besar berusia 25-60 tahun (65,zoh),jenis kelamin perempuan (73,9oh), dan tingkat Pendidikan SMP ke bawah (78,2%). Dari pertanyaafl yang mengukur tingkat pengetahuan obat pengurang rasa nyeri : responden tidak tahu manfaat lain parasetamol dalam menurunkan demam (17,4o/o), tidak mengetahui kandungan obat dalam 1 tablet (60,90/0), frekuensi mimum obat (52,2Yo), aturan penggunaan obat (65,20/o), dosis maksimum dalam t hari (95,6yo), dan efek samping parasetamol (65,2%). Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat akan manfaat dan risiko obat penghilang nyeri (parasetamol) menyebabkan masih diperlukan edukasi secara berkesinambungan pada masyarakat