DETAIL KOLEKSI

Model sistem intelejen pemantauan perilaku penggunaan dan pencegahan kecanduan pemakaian smartphone : tahun ke 2 dari rencana 3 tahun


Oleh : Agung Sediyono, Winnie Septiani, Agus Salim, Anung Barlianto Ariwibowo

Info Katalog

Penerbit : Lemlit - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2018

Subyek : Application software;Digital media - Psychological aspects

Kata Kunci : smartphone, addiction, behavior control


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2018_LP_IF_Model-Sistem-Intelijen_1.pdf
2. 2018_LP_IF_Model-Sistem-Intelijen_2.pdf
3. 2018_LP_IF_Model-Sistem-Intelijen_3.pdf
4. 2018_LP_IF_Model-Sistem-Intelijen_4.pdf
5. 2018_LP_IF_Model-Sistem-Intelijen_5.pdf
6. 2018_LP_IF_Model-Sistem-Intelijen_6.pdf
7. 2018_LP_IF_Model-Sistem-Intelijen_7.pdf
8. 2018_LP_IF_Model-Sistem-Intelijen_8.pdf

P Pemakaian gadget smartphone cenderung terus meningkat seiring dengan peningkatan pemakaian media sosial, game online, dan penelusuran informasi. Penelitian menunjukan penggunaan smartphone dapat berdampak positif maupun negatif tergantung cara pemakaiannya. Penggunaan smartphone secara terus menerus dapat membawa pengguna dalam kondisi kecanduan. Dalam kondisi kecanduan, pengguna dapat menderita gangguan psikis maupun psikologis. Pada kalangan pelajar dan mahasiswa dapat menganggu capaian akademik, karena banyak menggunakan waktunya untuk kegiatan online sampai larut malam. Banyak cara yang telah diajukan untuk mencegah, mengurangi, atau bahkan menghilangkan tingkat kecanduan, inulai dari pengurangan waktu penggunaan, memberikan kegiatan di luar rumah seperti tamasya, olah raga, dan kegiatan lainnya, sampai dengan pembatasan penggunaan smartphone itu sendiri. Peinbatasan penggunaan smartphone merupakan salah satu cara preventif yang diyakini efektif terutama bagi pelajar dan mahasiswa yang kesulitan dengan manajemen diri. Beberapa aplikasi pembatasan penggunaan smartphone telah dibuat, namun bersifat individu dan dilakukan secara personal tanpa panduan yang jelas. Tindakan pembatasan pemakaian smartphone yang tidak jelas acauannya akan kontra produktif dengan manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan smartphone. Oleh karena itu, penelitian ini akan mewujudkan model sistem intelejen pemantauan perilaku pengguna dan pencegahan pemakaian smartphone yang dapat digunakan oleh guru dan atau orang tua terhadap murid dan atau anaknya, sehingga manfaat smartphone dapat dimaksimalkan. Jika diimplementasikan secara luas SD, SMP, SMA, dan PT dapat diperoleh model perilaku pengguna smartphone yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kebijakan publik terkait.Proposal penelitian ini merupakan kelanjutan penelitian tahun pertama yang telah menghasilkan (1) Model SISTEM INTELEJEN PEMANTAUAN PERILAKU PENGGUNAAN DAN PENCEGAHAN KECANDUAN PEMAKAIAN SMARTPHONE yang terdiri atas: Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak dan Spesifikasi rancangan perangkat lunak; (2) prototipe smartphone data acquisition dan Data Collector di Data Center. Agar supaya data yang terkumpul pada proses akuisisi data dapat digunakan oleh guru dan orang tua dengan mudah, maka diperlukan teknik visualiasi data yang dapat dimengerti dengan mudah oleh pemakai sebagai dasar pengambilan tindakan pencegahan terjadinya kecanduan pemakaian smartphone. Untuk mewujudkan visualisasi data yang baik diperlukan rancangan datawarehouse dan datamarts sebagai lapisan data presentasi sebelum visualiasi dan perancangan visualisasi data menggunakan metodologi yang sesuai. Hasil akhir dari penelitian tahap ke-2 ini adalah karya ilmiah berupa (1) rancangan datawarehouse dan datamart; (2) rancangan visualiasi data baik di web maupun smartphone; (3) prototipe pemantauan perilaku penggunaan smartphone ditambah dengan prototipe sistem suggestion guru dan orang tua berdasarkan visualisasi data yang diperoleh.Penelitian tahun ke-3 merupakan penambahan sistem intelijen agar sistem dapat memberikan peringatan dini dan rekomendasi kepada guru dan orang tua. Untuk tahun ke-3 diperlukan ukuran perilaku pengguna smartphone agar dapat dikategorikan kecanduan atau bukan. Ukuran atau patokan ini belum ada sehingga perlu diadakan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tambahan di tahun ke-2 berupa pengukuran kecanduan pemakai smartphone menggunakan alat ukur yang telah digunakan di Korea Selatan, dan dengan menggunakan responden yang sama antara pengukuran kuisioner dan pemantauan pemakaian smartphone maka dapat dilakukan mapping antara dua data tersebut menggunakan uji korelasi. Korelasi yang kuat dapat digunakan sebagai patokan kecanduan berdasarkan data perilaku pengguna smartphone

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?