Perancangan alat ukur kadar gula darah noninvasif : tahun ke 2 dari rencana 3 tahun
D Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula dalam darah. DM biasa disebut dengan the silent killer karena dapat mengenai berbagai organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Penyakit yang dapat ditimbulkan antara 1ain penyaldt jantung, ginjal, stroke, dll. Untuk menghindari terjadinya komplikasi,i penderita diabetes melitus umumnya dianjurkan untuk mengendalikan kadar gula darahnya dengan cara pemeriksaan darah rutin disertai dengan diet, olah raga dan obat-obatan.Pemeriksaan kadar gula darah di rumah sakit atau laboratorium dewasa ini umumny a dilakukan dengan cara mengambil darah pasien dari pembuluh darah di daerah tekukan siku dengan jarum suntik. Untuk pemeriksaan kadar gula darah di rumah telah tersedia alat ukur yang digunakan dengan cara menus-uk ujung jari dan mengambil beberapa tetes darah. Kedua cara tersebut, yang dikenal sebagai metode invasif, dapat menimbulkan rasa sakit dan tidak nyama► pada penderita DM.Penelitian ini bertujuan membuat prototipe alat ukur kadar gula darah dengan metode non-invasif sehingga tidak akan menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien. Selain itu alat ini juga akan dibuat portabel sehingga mudah disimpan, dibawa-bawa dan mudah digunakan. Bagian input alat ukur kadar gula darah adalah sensor non-invasif berupa light emittingdiode (LED) dengan panjang gelombang 1450 nm dan fotodiode yang sensitifterhadap panjang gelombang 800 — 1700 nm. Komponen utama bagian pemroses adalah board Arduino Uno, sedangkan bagian output berupa penampil kadar gula darah dan alarm apabila kadar gula darah berada diluar batas normal.Pada penelitian tahun pertama dan kedua prototipe telah diuji coba pada larutan dengan konsentrasi/kadar glukosa 50, 100, 200, 300, 400 dan 500 mg/d1 yang diletakkan di dalam wadah akrilik/plastik transparan dengan jarak sumber cahaya ke fotodiode 1 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan sumber NIR panjang gelombang 1450 nm dapat dideteksi perbedaan kadar glukosa larutan dengan kadar 0 sampai dengan 500 mgldl, sedangkan dengan sumber N1R panjang gelombang 940 nm perbedaan kadar glukosa pada larutan tidak dapat dideteksi. Sensor juga telah diuji coba dengan cara meletakkan sensor pada daun telinga manusia akan tetapi hasil yang diperoleh memuaskan. Pada tahun ketiga akan dilakukan pengembangan sistem agar akurasinya meningkat.