Pengaruh kompetensi moral, keahlian auditor, karakteristik individu terhadap kemampuan deteksi kecurangan dan intensi whistleblowing : tahun ke 3 dari rencana 3 tahun
P Penelitian ini mengungkap faktor yang mernpengaruhi intensi whistleblowing.Whistleblowing merupakan pengungkapan praktik illegal, tidak bermoral atau melanggar hukum yang dilakukan oleh anggota organisasi (baik mantan pegawai atau yang masih bekerja) yang terjadi di dalam organisasi tempat mereka bekerja. Isu Whistleblowing mulai diperhatikan semenjak organisasi profesi akuntan kecurangan ACFE melaporkan fakta kerugian yang dialami perusahaan di seluruh dunia akibat adanya kecurangan. Organisasi di Amerika seperti yang tercantum dalam Report to The Nation tahun 2016 kehilangan 5% dari pendapatan tahunannya akibat praktik Fraud. ACFE juga melaporkan praktik kecurangan tersebut tidak mampu didektsi dengan cepat dan adanya keengganan dari perusahaan untuk melaporkan pelaku kecurangan. Sepertiga karyawan dalam organisasi pemah menyaksikan praktik fraud dilingkungan kerjanya, namun tidak mampu berbuat apapun. Sebagai upaya menciptakan tata kelola organisasi yang baik, dan berfungsinya komite audit serta komite manajemen risiko, maka muncul kewajiban untuk menciptakan mekanisme whistleblowing disemua organisasi. Namun, optimasi mekanisme ini belum seperti yang diharapkan. Faktor detenninan yang mendorong individu untuk menjadi whistleblower, menjadi fokus utama penelitian ini.Penelitian ini merupakan bagian akhir dari trilogi penelitian akuntansi khususnya bidang auditing. Penelitian pertama mengimgkap pengaruh faktor kompetensi teknis, karakteristik individu (sikap skeptisme profesi, sikap persistensi, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan berfikir kritis) dan kompetensi moral terhadap kemampuan deteksi kecurangan oleh auditor eksternal. Penelitian kedua mengungkap pengaruh mindset auditor terhadap kemampuan deteksi kecurangan laporan keuangan. Kedua penelitian ini benipaya mengidentifikasi faktor yang mampu meningkatkan kinerja deteksi kecurangan oleh auditor dan calon auditor. Penelitian ketiga berfokus pada faktor yang mempengaruhi intensi whistleblowing. Bagi auditor dan mahasiswa akuntansi yang bertindak sebagai agen moral dan bekerja atas dasar kepercayaan publik, memiliki kompetensi teknis dan kompetensi moral yang tinggi adalah sebuah keharusan. Keikhlasan bekerja dan bertindak sebagai profesional, mengandung makna mencintai kebenaran dan hanya akan berfikir, bertutur dan bertindak menjunjung tinggi nilai nalai kebenaran.