Pengembangan sentra agribisnis jamur tiram (pleurotusostreatus) berbasis sistem informasi di Kabupaten Bandung Barat: tahun ke 1 dari rencana 2 tahun
P Penelitian ini merupakan penelitian tahun pertama dari dua tahun yang direncanakan. Tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan model sistem inforrnasi manajemen untuk memfasilitasi seluruh pemangku kepentingan pada sistem agribisnis jamur tiram. Model ini menyediakan fasilitas berbagai inforrnasi yang dibutuhkan pelaku di setiap subsistem agribisnis jamur tiram dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan peningkatan kinerja dan nilai tambah. Penelitian ini menitikberatkan analisis kebutuhan setiap subsistem, dimulai dari konsep yang mengidentifikasi manfaat bisnis dan konsekuensi upaya yang harus disiapkan oleh pemangku kepentingan, identifikasit lebih tintensif tterhadap tkeberadaan t pemangku tkepentingantdan kebutuhannya terhadap dukungan data atau tinformasi, serta mengidentifikasi kebutuhantsistem, baik tdari taspek t fungsional t(proses-proses atau tprosedur pengolahan informasi), maupun non fungsional. Sistem Agribisnis Jamur Tiram memiliki 5 subsistem yaitu penyedia sarana produksi, produksi usaha tani, agroindustri pengolahan hasil, pemasaran dan institusi pendukung. Dari kelima subsistem tersebut terdapat 16 pemangku kepentingan, yang terdiri atas perusahaan penggergajian kayu, perusahaan penggilingan padi, toko bahan pertanian, usaha tani penyedia bibit, usaha tani pembiakan bibit (baglog), usaha tani inti (budi daya jamur), usaha pengolahan jamur kuliner, usaha pengolahan jamur farmasi, pemasaran bibit, pemasaran baglog, pemasaran jamur segar, pemasaran jamur olahan, BMKG, Dinas pertanian, Dinas Perindag, dan Asosiasi. Dari semua pemangku kepentingan tersebut telah diidentfikasi 16 aliran data yang menunjukkan kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam pertukaran data dan inforrnasi, yang kemudian disajikan dalam bentuk diagram konteks. Secara umum data tatau tinformasityang tdipertukarkantmeliputi tdata/informasitbisnistdan data/inforrnasi teknis. Informasi tyang disajikan dapat berupa tkebijakan atau pengetahuan teknis atau bisnis. Dari diagram konteks tersebut analisis dapat dilanjutkan dengan menerapkan teknik top down, untuk mengeksplorasi kebutuhan fungsional dari sistem informasi manajemen agribisnis jamur tiram. Untuk memudahkan analisis kebutuhan fungsional, perlu diidentifikasi proses-proses yang diperlukan dalam menjalankan prosedur sistem. Struktur proses yang ada dalam sistem telah diidentifikasi dan kemudian disajikan dalam dekomposisi fungsional. Sistem memiliki 4 proses utama, yaitu administrasi user, input data, tampilkan informasi dan kolaborasi. Untuk mendapatkan sistem yang efektif, spesifikasi sistem yang telah dan sedang dikembangkan perlu diverifikasi kepada seluruh pemangku kepentingan, agar kesalahan dalam pengembangan dapat diidentifikasi lebih awal, karena upaya perbaikan di awal tahap pengembangan jauh lebih efisien dibandingkan jika perbaikan di tahap akhir. Model kebutuhan informasi harus ditindaklanjuti dengan identifikasi struktur masing-masing data atau informasi, secara akurat dan lengkap, yang lazim disajikan dalam bentuk kamus data. Tahapan akhir pada penelitian tahun pertama ini, berupa dokumentasi analisis kebutuhan fungsional dan non fungsional harus dilakukan secara cermat, agar diperoleh mutu hasil analisis yang baik, yang sangat diperlukan dalam proses selanjutnya yaitu perancangan sistem. Selain itu, pengembangan juga harus mengeksplorasi kebutuhan infrastruktur pendukung, baik berupa perangkat keras, perangkat lunak (sistem, basis data, dan lainnya), maupun jaringan komputer dan jaringan telekomunikasi. Terkait dengan kemudahan pengoperasian sistem nantinya, perlu dianalisis perilaku setiap pengguna dalam menggunakan atau mengakses informasi dari apikasi komputer, yang lazim disajikan dalam spesifikasi interaksi sistem dengan penggunanya