Pengembangan antene Mikrostrip untuk aplikasi TV digital: tahun ke 1 dari rencana 2 tahun
P Penyiaran televisi digital merupakan suatu teknologi yang tidak dapat dihindari oleh negara-negara manapun di dunia. Perkembangan teknologi penyiaran televisi digital menjadi suatu tuntunan global dimana setiap negara telah dan sedang dalam proses menuju peralihan dari sistem penyiaran analog ke digital. Keuntungan implementasi penyiaran pemaiakain frekuensi radio yang lebih efisien, Standar penyiaran televisi digital juga telah mengalami perkembangan dari Digital Video Broadcasting - Terestrial (DVB-T) menjadi Digital Video Broadcasting - Terestrial second generatio (DVB-T2). Pemerintah melalui Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No.05/PER/M.KOMINFO/2/2012 tentang Standar Penyiaran Televisi Digital Terestrial Penerimaan Tetap Tidak Berbayar (free-to-air) menetapkan standar DVB-T2 sebagai standar penyiaran televisi digital tesestrial free-to-air di Indonesia. Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia nomer 23/PER/M.KOMINFO/11/2011 menetapkan Peraturan Menteri Komuikasi Dan Informatika tentang rencana induk (masterplan) frekuensi radio untuk keperluan televisi siaran digital terestrial pada pita frekuensi radio 478-649 MHz. Pada umumnya antena televisi menggunankan antena tipe yagi yang sudah banyaj diketahui oleh masyarakat. Antena yagi ini mempunyai dimensi dan ukuran yang cukup tebal dan besar, kurang lebih sekitar 1 meter, sehingga biasanya anetana ini digunakan sebagai antena outdoor (luar ruangan). Dapat dilihat bahwa karakteristik dimensi antena yagi yang biasa digunakan untuk penerima televisi digital masih cenderung besar dan kurang optimal sehingga dibutuhkan suatu antena yang mempunyai dimensi yang kompak. Salah satu antena yang mempunyai dimensi optimal dan kompak adalah antena mikrostrip, Untuk dapat menghasilkan bentuk antena yang kompak dan berdimansi kecil, salah satu caranya adalah dengan teknik peripheral slits. Dengan cara ini ukuran patch antena mikrostrip dapat berkurang hingga 33% dari ukuran aslinya, oleh karena itu teknik peripheral slits merupakan salah satu cara yang dapat mengoptimalkan ukuran dimensi pada antena mikrostrip. Pada penelitian ini dilakukan rancang bangun antena mikrostrip penerima televisi digital peripheral slits yang bekerja pada frekuensi televisi digital di 478 - 694 MHz dengan menggunakan satu substrat yang dicatu dengan saluran mikrostrip. Pemberian beban peripheral slit telah berhasil mereduksi dimensi antena 62.6%. Antena mikrostrip peripheral slit dengan frekuensi kerja 586 MHz berhasil dikembangkan untuk mendapatkan antena dengan frekuensi kerja 630 MHz, 670 MHz dan 720 MHz. Penggabungan keempat patch antena mikrostrip peripheral slit dengan masing-masing frekuensi kerja yang berbeda dengan menggunakan lof periodic berhasil meningkatkan kinerja dari parameter antena dan mampu mencakup keseluruhan frekuensi kerja channel TV Digital (DVB-T2) di wilayah DKI Jakarta