S Salah satu produk makanan yang mana Indonesia semakin tergantung pada impor adalah gula. Sangat ironis memang melihat kenyataan bahwa, di satu sisi Indonesia adalah sebuah negara pertanian yang memiliki lahan yang luas dan berkualitas baik untuk penanaman tebu. Namun, di sisi lain Indonesia mengimpor gula untuk kebutuhan dalam negeri. Lebih ironisnya lagi jika melihat kembali kesejahteraan periode kolonialisasi Belanda yang mana pada masa itu Indonesia merupakan eksportir gula terbesar setelah Kuba. Penyebabnya jelas: industri gula nasional lemah, Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara-negara produsen gula lainnya di dunia seperti uba, Brasil, dan bahkan AS. Buku ini membahas perkembangan industri gula nasional dengan memfokuskan pada beberapa aspek penting seperti produksi, impor, ekspor dan proses revitalisasi industri gula ansional yang dicanangkan oleh pemerintah untuk membuat Indonesia swasembada gula pada tahun 2014. Buku ini bukanlah penjabaran hasil dari sebuah studi yang bersifat analisis kauntitatif (ekonometri) yang menguji sejumlah hipotesa mengenai keterkaitan-keterkaitan antara sejumlah variabel, melainkan hasil sebuah studi berbasis analisis deskriptif berdasarkan data sekunder dan literatur kunci mengenai perkembangan sektor pergulaan di Indonesia sejak era Belanda hingga sekarang ini. Studi ini dilakukan oleh Pusat Studi Indsutri, UKM, dan Persaingan Usaha, Universitas Trisakti. Harapan besar dari penelitian buku ini adalah agar para mahasiswa, peneliti, pembuat kebijakan dan masyarakat luas yang membacanya bisa mendapatkan tambahan informasi mengenai kondisi sebenarnya dari industri gula di tanah air. Selanjutnya diharapkan bisa menimbulkan ide-ide baru di kalangan mahasiswa dan peneliti untuk membuat penelitian-penelitian baru mengenai industri gula nasional.