DETAIL KOLEKSI

Hubungan diet dan kebersihan rongga mulut terhadap status periodontal (Laporan Penelitian)


Oleh : Tri Erri Astoeti, Widijanto Sudhana, Rr. Asyurati Asia, et.all

Info Katalog

Status Posting : Published

Nomor : 2

Volume : 4

Hal. (ex: 1-10) : 3

NIDN/NIDK : 1687

Dimuat dalam Judul Jurnal : Jurnal Ilmiah Kedokteran Gigi Terpadu

Penerbit : FKG - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun : 2018

Subyek : Public health - Dentistry;Periodontology

Kata Kunci : diets, periodontal, gum, bleeding

URL :


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. ARD_2018_1686_Hubungan-Diet-dan-Kebersihan-Rongga-Mulut-terhadap-Status-Periodontal.pdf

L Latar belakang : Pola makan dan kebersihan mulut diketahui sebagai faktor risiko terhadap status kesehatan gigi dan mulut seperti yang dikemukakan oleh World Health Assembly ke-53 tahun 2000. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pola makan dan kesehatan gigi dan mulut sebagai faktor risiko status periodontal pada usia 12 tahun. anak-anak yang tinggal di “Kepulauan Seribu”, DKI Jakarta, Indonesia. Metode : Studi potong lintang dilakukan pada 526 anak sekolah berusia 12 tahun (262 laki-laki, 264 perempuan). Data “Diet” dikumpulkan sebagai seberapa sering anak makan atau minum buah segar, biskuit, kue manis, selai atau madu, permen karet yang mengandung gula, permen, minuman ringan, teh dengan gula, dan kopi dengan gula, berdasarkan WHO- Kuesioner Metode Dasar Survei Kesehatan Mulut. Kebersihan mulut dinilai menggunakan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S). Status periodontal dicatat sebagai jumlah perdarahan gusi yang melibatkan gigi. Hasil : Rerata (SD) OHI-S pada anak laki-laki dan perempuan diamati masing-masing sebesar 0,65(0,5) dan 0,61(0,4) (p=0,79). Rata-rata (SD) jumlah gigi permanen yang melibatkan perdarahan gusi pada anak laki-laki dan perempuan ditemukan masing-masing sebesar 5,6(5,7) dan 2,4(5,5) (p=0,15). Hasil penelitian menunjukkan bahwa minum teh dengan gula merupakan satu-satunya faktor risiko yang berhubungan dengan status periodontal (koefisien korelasi Rho Spearman=0,65; p=0,001). Kesimpulan : Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kebiasaan minum teh dengan gula sebagai budaya pada anak Indonesia dapat berdampak pada kesehatan periodontal mereka.

B Background : Diets and oral hygiene are known as risk factors to oral health status as stated by the 53rd World Health Assembly in 2000. Objective : The aim of this study was to observed diets and oral hygiene as risk factors for periodontal status of 12 years old children living in “Kepulauan Seribu”, DKI Jakarta, Indonesia. Method : A cross-sectional study was carried out among 526 schoolchildren aged 12 years (262 boys, 264 girls). The data “Diets” were collected as how often the children eat or drink fresh fruit, biscuits, sweet pies, jam or honey, chewing gum containing sugar, candies, soft drinks, tea with sugar, and coffee with sugar, based on WHO-Oral Health Survey Basic Method questionnaire. Oral hygiene was assessed using Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S). Periodontal status was recorded as the number of gum bleeding involved teeth. Result : The means (SD) of OHI-S in boys and girls were observed as high as 0.65(0.5) and 0.61(0.4) respectively (p=0.79). Means(SD) of the number of permanent teeth involving gum bleeding in boys and girls were found as high as 5.6(5.7) and 2.4(5.5) respectively (p=0.15). The results showed that drinking tea with sugar was the only risk factor correlated with periodontal status (Spearman’s Rho correlation coeficient=0.65; p=0.001). Conclusion : Based on the data, it can be concluded that drinking tea with sugar as cultural behavioral among Indonesian children may have some effects on their periodontalhealth.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?