Hubungan diet dan kebersihan rongga mulut terhadap status periodontal (Laporan Penelitian)
I INTISARI: Latar Belakang: Pola makan dan oral hygiene dikenal sebagai faktor risiko terhadap status kesehatan mulut sebagaimana dinyatakan oleh PTSidang Kesehatan Dunia ke-53 tahun 2000. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati pola makan dankebersihan mulut sebagai faktor risiko status periodontal anak usia 12 tahun yang tinggal di DKI Jakarta,Indonesia. Metode: Sebuah studi potong lintang dilakukan pada 592 anak sekolah berusia 12 tahun(305 laki-laki, 287 perempuan). Data "Diet" yang kami kumpulkan seperti seberapa sering mereka makan atau minum buah segar,biskuit, pai manis, selai atau madu, permen karet yang mengandung gula, permen, minuman ringan, teh dengan gula,dan kopi dengan gula, berdasarkan kuesioner Metode Dasar Survei Kesehatan Mulut WHO. Kebersihan mulutdinilai menggunakan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S). Status periodontal dicatat sebagaijumlah perdarahan gusi yang terlibat gigi. Hasil: Rata-rata (SD) OHI-S pada anak laki-laki dan perempuan adalahdiamati setinggi 0,65 (0,5) dan 0,61 (0,4) masing-masing (p = 0,79). Berarti (SD) dari jumlahgigi permanen yang melibatkan perdarahan gusi pada anak laki-laki dan perempuan ditemukan setinggi 5,6 (5,7) dan 2,4 (5,5)masing-masing (p = 0,15). Hasil penelitian menunjukkan bahwa meminum teh dengan gula merupakan satu-satunya faktor risikoberkorelasi dengan status periodontal (koefisien korelasi Rho Spearman = 0,65; p = 0,001).Kesimpulan: Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa minum teh dengan gula sebagai perilaku budayadi kalangan anak-anak Indonesia dapat mempengaruhi kesehatan periodontal mereka.
B Background : Diets and oral hygiene are known as risk factors to oral health status as stated by the53rd World Health Assembly in 2000. Objective : The aim of this study was to observed diets andoral hygiene as risk factors for periodontal status of 12 years old children living in DKI Jakarta,Indonesia. Method : A cross-sectional study was carried out among 592 schoolchildren aged 12 years(305 boys, 287 girls). The data “Diets†we collected as how often they eat or drink fresh fruit,biscuits, sweet pies, jam or honey, chewing gum containing sugar, candies, soft drinks, tea with sugar,and coffee with sugar, based on WHO-Oral Health Survey Basic Method questionnaire. Oral hygienewas assessed using Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S). Periodontal status was recorded as thenumber of gum bleeding involved teeth. Result : The means (SD) of OHI-S in boys and girls wereobserved as high as 0.65(0.5) and 0.61(0.4) respectively (p=0.79). Means(SD) of the number ofpermanent teeth involving gum bleeding in boys and girls were found as high as 5.6(5.7) and 2.4(5.5)respectively (p=0.15). The results showed that drinking tea with sugar was the only risk factorcorrelated with periodontal status (Spearman’s Rho correlation coefficient = 0.65; p = 0.001).Conclusion : Based on the data it can be concluded that drinking tea with sugar as cultural behavioralamong Indonesian children may effect to their periodontal health.